Selamat Datang di Blog Saya. Jangan lupa meninggalkan pesan dan komentar Anda

Minggu, 06 September 2015

MAKALAH AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Latar belakang disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen dalam rangka membahasas tentang Akuntansi Perusahaan Dagang. Makalah ini membahas tentang Asuransi Perusahaan Dagang, Karakteristik Akuntansi Perusahaan Dagang, Macam – macam Perusahaan Dagang, Transaksi – transaksi dalam Perusahaan Dagang dll. Makalah ini disusun berdasarkan pemahaman penulis tentang Akuntansi Perusahaan Dagang dan Macam – macam Transaksi serta bagaimana mencatat transaksi yang terjadi didalam perusahaan. Bila dikaitkan dengan dunia perusahaan didalam suatu perusahaan diperlukannya konsep yang melandasi pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, nilai, kepuasan dan mutu, pertukaran, transaksi, dahn hubungan dengan pasar. Dalam dunia usaha apapun termasuk dalamnya usaha dagang, peran akuntansi adalah sangat strategis, sebaik apapun output dari suatu kegiatan usaha tidak diimbangi oleh sistem pencatatan akuntansi keunagan yang handal, maka tidak akan berarti apapun. B. MAKSUD DAN TUJUAN Yang menjadi maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui apa itu Perusahaan Dagang 2. Untuk mengetahui karakteristik apa saja dalam sebuah perusahaan 3. Untuk mengetahui bagaimana proses pencatatan transaksi yang terjadi dalam Perushaan Dagang (1) BAB II PERMASALAHAN Yang menjadi Perumusan Masalah makalah ini adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan perusahaan dagang ? 2. Karakteristik apa saja dalam sebuah perusahaan dagang ? 3. Bagaimana pencatatan transaksi akuntasi yang terjadi dalam perusahaan dagang ? (2) BAB III PEMBAHASAN 1. PERUSAHAAN DAGANG A. Pengertian Perusahaan Dagang Perusahaan Dagang adala perusahaan yang kegiayan usahanya membeli barang dengan tujuan menjualnya kembali tanpa memprosesnya lebih dulu Contoh – contoh perusahaan dagang antara lain : Toko, Supermarket, Grosir, Pusat – pusat Perbelanjaan, Perusahaan Ekspor-Impor dan lain – Lain. B. Ciri – ciri Perusahaan Dagang 1. Pendapatan utamanya berasal dari penjualan barang dagangan 2. Biaya utamanya berasal dari harga pokok barang yang terjual dan biaya usaha lainya 3. Dalam akuntansinya terdapat akun persediaan barang 4. Sebagai perantara antara produsen dan konsumen 5. Antara barang yang dibeli dan barang yang dijual tidak ada perubahan 6. Tujuan utamanya mencari lada dengan menjual barang dengan harga lebih tinggi dibanding harga belinya. C. Ciri – ciri khas Akun Perusahaan Dagang adalah sebagai berikut : 1. Akun Pembelian (D) Terjadi karena perusahaan membeli barang dagang dengan tujuan dijual kembali. Pembelian ini dapat dilakukan dengan pembelian tunai, kredit dan sebagian pembayaran. (3) 2. Akun Penjualan (K) Terjadi karena perusahaan menjual barang barang dagang yang diperoleh dari pemasok bertujuan untuk memperoleh laba. Penjulan dilakukan dengan cara tunai, kredit dan dengan sistem uang muka yang sisanya dapat diangsur dengan syarat pembayaran dan syarat penyerahan. Dasar pencatatannya dengan faktur jika kredit dan bukti penerimaan kas jika tunai. 3. Akun Potongan Pembelian (K) Terjadi karena penjual memberikan potongan kepada pembeli, dengan tujuan agar pembeli melunasi utangnya sebelum jatuh tempo. Selama masih dalam masa potongan, maka utang yang dibayar adalah harga faktur dikurangi denagan potongan yang diterima. 4. Akun Potongan Penjualan Merupakan pencatatan atas potongan yang diberikan oleh penjual bertujuan agar tagihannya dapat segera dilunasi. Jadi, jumlah yang diterima oleh penjual sebesar jumlah tagihan dikurangi potongan yang diberikan. 5. Akun Rektur Pembelian terjadi karena pembeli mengembalikan senagian barang yang telah dibeli atau sebagian rusak dan tidak sesuai pesanan. Jika dibeli secara tunai maka penjual akan memgembalikan besarnya retur dengan tunai juga. Tetapi jika secara kredit maka besarnya retur akan mengurangi harga fakturnya. 6. Akun Retur Penjualan Terjadi karena penjual menerima kembali sebagian barang yang telah dijual karena mutunya tidak sesuai pesanan. Pengembalian ini akan mengurangi tagihan kepada pembeli. (4) 7. Akun Biaya Angkut Terjadi ketika pembeli harus membayar ongkos agar barang yang dibeli samapai kegudang pembeli. Dengan demikian harga perolehanya terdiri dari harga beli barang ditambah beban angkutnya. 8. Akun Biaya Pengiriman Terjadi karena penjual mengirim barang dari penjual sampai ditempat pembeli, karena pada saat transaksi jual beli telah dicantumkan dalam syarat penyerahan bahwa penjual menanggung ongkos kirim. 9. Akun Persedian Merupakan nilai persediaan barang dagangyang belum terjual pada akhir periode akuntansi. 10. Akun Utang Dagang Terjadi karena masih terdapat sisa pembayaran dari suatu pembelian oleh suatu perusahaan dagang. 11. Akun Piutang Usaha Digunakan untuk mencatat sisa-sisa harga pembelian yang dilakukan oleh pembeli atau semua sisa harga penjualan yang belum dibayarkan. 12. Akun Harga Pokok Penjualan (HPP) Untuk menapung harga pokok/harga beli barang yang dijual dalam suatu periode akuntansi.  Format harga pokok barang yang dibeli Pembelian Retur pembelian Potongan pembelian Rp………. Rp………. + Rp………. Rp………. – Pembelian bersih Ditambah beban angkut pembelian Rp………. Rp………. + Harga pokok barang yang dibeli Rp………. (5)  Format pokok penjualan Persediaan barang dagangan (awal Periode) Pembelian Retur pembelian Potongan pembelian Rp………. Rp………. Rp………. Rp………. Pembelian bersih (hasil pembelian – Retur + Potongan) Beban angkut Rp……… RP……… + Harga pokok barang yang dibeli Barang dagangan tersedia unuk dijual Persediaan barang dagangan (akhir periode) Rp……… Rp……… Rp……… – Harga poko penjualan Rp……… 13. Akun Prive Adalah akun yang digunakan untuk mencatat setiap pengambilan kas yang dilakukan oleh pemilik perusahaan yang sifatnya untuk keperluan pribadi. 14. Akun Pendapatan Usaha Digunakan untuk mencatat hasil dari penjualan perusahaan, yang berupa kas ataupun piutang 15. Akun Persedian Barang Dagang Digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang awal dan akhir periode. Akun ini juga menjelaskan tentang perubahan modal antara awal sampai dengan akhir peride. (6) 2. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG a. Macam –Macam Perusahaan Dagang – Pedagang Besar (Whole Saler) adalah pedagang yang membeli barang dari pabrik kemudian menjualnya kepada pedagang kecil. – Pedagang Kecil (Retailer) adalah pedagang yang membeli barang dari pedagang besar kemudian menjualnya kepada konsumen. b. Kegiatan Usaha / Operasional meliputi : – Membeli barang dagangan – Menyimpan barang dagangan sebelum dijual – Menjual barang dagangan c. Pendapatan Usaha/ Operasinal Yang merupakan pendapatan usaha dari perusahaan dagang adalah penjualan barang dagangan, sedangakan pendapatan yang diperoleh dari luar usaha dagang disebut pendapatan diluar usaha. d. Beban Utama – Harga pokok barang dagangan yang telah lau dijual – Beban usaha/operasional terbagi 2 :  Beban penjualan  Beban umum dan administrasi e. Transaksi Perusahaan Dagang – Pembelian – Biaya angkut pembelian – Retur pembelian dan pengurangan harga – Potongan pembelian (7) – Penjualan – Retur penjualan dan pengurangan harga – Potongan penjualan – Pengeluaran – Penerimaan – Syarat pembayaran – Syarat penyerahan barang f. Syarat Penyerahan Barang – FOB Shipping Point Free Onboard Shipping Point berarti pembeli harus menangung biaya pengiriman barang dari gudang penjual kegudangnya sendiri. – FOB Destination Point Free Onboard Destination Point berarti penjual yang harus menanggung beban – Cost, Freight and Insurance Berarti penjual harus menanggung beban pengiriman dan asuransi kerugian atas barang yang di jualnya. g. Syarat – Syarat Pembayaran – n/60 artinya pembeli hanya diberi waktu kredit selama 60 hari – 2/10, n/30 artinya pembeli hanya diberi waktu kredit selama 30 hari, dan bila dapat membayar paling lambat 10dari tanggal jual beli akan diberi potongan 2% – EOM artinya pembeli hanya diberi waktu kredit paling lambat aakhir bulan – N/5, EOM artinya pembeli diberi waktu kredit sampai 5 hari setelah akhir bulan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. (8) 3. PENCATATAN TRANSAKSI AKUNTANSI a. Jurnal Umum Adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan waktu terjadinya) dengan menunjukan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing – masing. Pencatatan transaksi kedalam jurnal umum 1. Pembelian barang dagang – Pembelian tunai Dijurnal dengan : Pembelian (D) Rp……. Kas (K) Rp……. – Pembelian kredit Dijurnal dengan : Pembelian (D) Rp…… Utang Dagang (K) Rp….. – Pembelian dengan sebagian dibayar Dijurnal dengan: Pembelian (D) Rp…….. Kas (K) Rp……. Utang Dagang (K) Rp…… 2. Biaya Angkut Pembelian Dikeluarkan untuk ongkos angkut barang dagangan yang dibeli Dijurnal dengan : Biaya Angkut Pembelian (D) Rp……. Kas (K) Rp……. (9) 3. Retur Pembelian dan Pengurangan Harga (PH) Dijurnal dengan : Utang Dagang (D) RP…….. Retur Pembelian dan PH (K) Rp…… 4. Potongan Pembelian – Pembelian tunai Dijurnal dengan : Pembelian (D) Rp…….. Kas (K) Rp……. Potongan Pembelian (K) Rp……. – Pembelian kredit Dijurnal dengan : Utang Dagang (D) Rp…….. Kas (K) Rp…….. Potongan Pembelian (K) Rp……. 5. Penjualan – Pejualan tunai Dijurnal dengan : Kas (D) Rp…….. Penjualan (K) Rp….. – Penjualan kredit Dijurnal dengan : Hutang Dagang (D) Rp…….. Penjualan (K) Rp…….. (10) – Penjualan Sebagian Diterima Dijurnal dengan : Kas (D) Rp……. Hutang Dagang (K) Rp….. Penjualan (K) Rp……. 6. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga (PH) – Penjualan dan PH tunai Dijurnal dengan : Retur Penjualan dan PH (D) Rp……. Kas (K) Rp……. – Penjualan dan PH kredit Dijurnal dengan : Retur Penjualan dan PH (D) Rp……. Hutang Dagang (K) Rp…….. 7. Potongan Penjualan – Potongan penjualan tunai Dijurnal dengan : Potongan Penjualan (D) Rp……. Kas (K) Rp……. – Potongan Penjualan kredit (dapat terjadi bersamaan dengan penerimaan piutang) Dijurnal dengan : Kas (D) Rp……. Potongan Penjualan (D) Rp……. Piutang Dagang (K) Rp…… (11) b. Jurnal Khusus Adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi – transaksi keuangan yang sejenis yang sering kali terjadi sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Macam – Macam Jurnal Khusus 1. Jurnal Khusus Pengeluaran Kas Adalah pegeluaran uang dari Kas untuk kegiatan perusahaan. Misalnya Pembayaran Atas Pembelian Tunai, Pembayaran Utang dan Pembayaran Beban. Format Jurnal Khusus Pengeluaran Kas Nama Perusahaan Dagang Jurnal Khusus Periode Tgl Keterangan Ref Perkiraan Debet Perkiraan kredit Utang Pembelian beban Lain-lain Potongan pembelian Kas Contoh : – 1 Des, dibayar atas pembelian pada bulan Nov kepada CV. Panuntun Mulia Rp. 1.500.000,- – 10 Des, dibeli barang secara tunai dari Fa. Seruni Semarang Rp. 5.000.000,- Dijurnal dengan : Des 1 Utang dagang (D) Rp. 1.500.000,- Kas (K) Rp. 5.000.000,- Des 10 Pembelian (D) Rp. 5.000.000,- Kas (K) Rp. 5.000.000,- (12) 2. Jurnal Khusus Penerimaan Kas Adalah penerimaan uang dari hasil kegiatan perusahaan. Misalnya Penerimaan Atas Penjualan Tunai, Penerimaan Utang dan Penerimaan Pendapatan. Format Jurnal Khusus Penerimaan Kas Nama Perusahaan Dagang Jurnal Khusus Periode Tgl Keterangan Ref Perkiraan Debet Perkiraan Kredit Kas Potongan Penjualan Piutang Lain – lain Contoh : – 5 Des, dijual secara tunai kepada Toko Serba Ada 100 Cengkeh @ Rp.45.000,- – 15 Des, diterima dari Fa. Sapu Jagad atas pelunasan utangnya Rp. 3.000.000,- – 20 Des, diterima dari CV. Adil Makmur Rp. 500.000,- atas bunga yang jatuh tempo Dijurnal dengan : Des 5 Kas (D) Rp. 45.000,- Penjualan (K) Rp. 45.000,- Des 15 Kas (D) Rp. 3.000.000,- Piutang Dagang (K) Rp. 3.000.000,- Des 20 Kas (D) Rp. 500.000,- Pendapatn Bunga (K) Rp. 500.000,- (13) 3. Jurnal Khusus Penjualan Digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan dengan syarat kredit, yaitu penjualan menimbulkan hak tagihan kepada pelangan. Format Jurnal Khusus Penjualan Nama Perusahaan Dagang Jurnal Khusus Periode Tgl Keterangan Ref Perkiraan Debet Piutang Lain – lain 4. Junal Khusus Pembelian Digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan syarat kredit, yaitu pembelian menimbulkan kewajiabn atau utang kepada pemasok. Format Junal Khusus Pembelian Nama Perusahaan Dagang Jurnal Khusus Periode Tgl Keterangan Ref Perkiraan Debet Utang Lain – lain Keterangan : (D) = Penulisan dikolom Debet (K) = Penulisan dikolom Kredit (13) c. Sistem Persediaan Barang Dagang 1. Sistem Persediaan Periodik – Tidak memberikan catatan yang kontinyu mengenai barang dagang yang dibeli dan dijual – Persediaan dihitung sekurang – kurangnya satu tahun sekali – Digunakan untuk barang yang relatif tidak mahal 2. Sistem Persediaan Perpetual – Memberikan catatan yang kontinyu mengenai barang dagang yang dibeli dan dijual – Persedian dihitung sekurang – kurangnya satu tahun sekali – Digunakan untuk setiap jenis barang. (14) BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa perusahaan dagang adalah perusahaan yangkegiatan usahanya perusahaan membeli barang dengan tujuanmenjualnya kembali, tanpa memprosesnya lebih dahulu. Oleh karena itu didalam menjalankan sebuah perusahaan haruslah memperhatikan berbagai karakteristik yang ada serta cara yang tepat dalam melakukan pencatatan transaksi yang ada. B. SARAN Melalui pembuatan Makalah ini, maka penulis mengharapkan agar setiap perusahaan yang ingin menjalankan usahanya harus memperhatikan aspek – aspek pendukung yang dianggap perlu dan penting guna tercapainya suatu tujuan perusahaan yang ingin dicapai.
Harga Pokok Penjualan Metode LIFO dan Kajian Perpajakan Harga Pokok Penjualan Metode LIFO LIFO, yang berakronim Last In First Out, adalah barang yang terakhir masuk, akan dijual paling awal (lebih dahulu). aneh? bisa dibilang iya, karena dengan metode ini akan membuat HPP akan menjadi tidak realistis. Coba dipikirkan, biaya yang dibebankan mempergunakan cost dari pembelian yang terakhir dan tidak memperhitungkan bahwa ada kemungkinan barang dagang yang dijual bercampur antara persediaan barang yang menggunakan harga yang lama dengan persediaan barang baru dengan harga yang berbeda (harga baru). di Amerika, metode LIFO ini tidak dianjurkan untuk diimplementasikan dan dianggap sebuah praktek yang ilegal, pun bila ada yang menggunakan metode LIFO akan diawasi dengan sangat ketat oleh pemerintah disana. Baiklah, mari kita mencoba hitung Harga Pokok Penjualan atau HPP dengan metode LIFO ini. saya akan tulis kembali soal yang sama seperti pada metode rata rata dan metode FIFO. UD Albirin Asri yang merupakan sebuah toko yang berdagang menjual beras pada tanggal 1 April mempunyai persediaan sejumlah 1 kwintal (100 kg) beras senilai Rp 300.000. tampak beberapa transaksi yang terlihad pada buku catatan UD Albirin Asri seperti berikut: Date Transaksi Kuantitas Unit Price Jumlah 01-Apr Penjualan 40 4.500 180.000 10-Apr pembelian 30 3.100 93.000 10-Apr Penjualan 66 4.650 302.000 20-Apr pembelian 25 3.200 80.000 30-Apr pembelian 40 3.250 130.000 30-Apr Penjualan 25 4.875 121.875 dan inilah rangkumannya Rangkuman Total Pembelian 95 303.000 Total Penjualan 130 604.000 Transaksi pada 1 April: Kita bisa mengetahui hasilkan akan sama dengan metode metode sebelumnya, jadi kita lewati saja Transaksi 10 April 2015: Opening Balance (saldo awal) 60 kg dengan unit cost Rp 3.000 Purchase (pembelian) 30 kg dengan harga Rp 3.100 per kg, jadi total pembelian sebesar Rp 93.000 yang berhasil dijual sebanyak 65 kg, unit cost mana yang digunakan? dengan konsep LIFO, maka : 30 kg x Rp 3.100 = Rp 93.000 35 kg x Rp 3.000 = Rp 105.000 --------------- (+) Total COGS = Rp 198.000 dan bila dibuatkan tabel, akan nampak seperti dibawah ini: LIFO METHOD Date/Acc 01-Apr 10-Apr 10-Apr 20-Apr 30-Apr Total Opening Balance Qty 100 60 60 25 50 50 Rp 300.000 180.000 180.000 77.500 155.000 155.000 Purchase Qty 30 25 40 95 U/Prx 3.100 3.200 3.250 Rp 93.000 80.000 130.000 303.000 Sold (COGS) Qty 40 30 35 25 130 U/Prx 3.000 3.100 3.000 3.200 Rp 120.000 93.000 105.000 80.000 398.000 Closing Balance Qty 60 60 50 50 65 65 Rp 180.000 180.000 155.000 157.500 205.000 205.000 Summary : Opening Balance 100 300.000 Purchase 95 303.000 Sold (COGS) 130 398.000 Closing Balance 65 205.000 Notes: Jangan Lupa perhatikan summarynya juga Kesimpulan: Dengan Mempergunakan tiap masing masing metode, baik metode rata rata, metode FIFO, Metode LIFO pada postingan sebelumnya, dengan soal yang sama, hasilnya: summary-nya saya pindahkan kesini, coba perhatikan pada summary-nya masing masing Summary Average Method FIFO Method LIFO Method Qty Value Qty Value Qty Value Opening Balance 100 300.000 100 300.000 100 300.000 Purchase 96 303.000 96 303.000 96 303.000 Sold (COGS) 130 396.565 130 393.000 130 398.000 Closing Balance 65 206.435 65 210.000 65 205.000 Opening Balance (Saldo Awal) tetap sama: Qty = 100 kg - Rp 300.000 Purchase (Pembelian) tetap sama: Qty = 95 kg - Rp 303.000 Kuantitas HPP sama yakni 135 kg, tetapi value (nilainya) berbeda: Average : 396.565 FIFO : 393.000 LIFO : 398.000 Closing Balance (Saldo Akhir) Qty sama, yakni 65 kg namun nilainya berbeda - beda: Average : 206.435 FIFO : 210.000 LIFO : 205.000 Kajian Perpajakan Akuntansi Perpajakan bisa memainkan HPP, Harga Pokok Penjualan (COGS) bersifat sangat vital pengaruhnya dalam besaran perhitungan pajak. nilai besar kecilnya PPh yang akan di tanggung nantinya sangat dipengaruhii oleh besaran HPP. Dengan angka penjualan yang sama, makin besar harga HPP nya, maka laba yang diperoleh semakin kecil, dan sudah barang tentu pajak yang harus ditanggung akan makin kecil juga. Berikut beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan: Freight, elemen pembentuk HPP, pengakuan biaya ini harus sesuai Discount dan Retur Pembelian: Discount atau potongan harga haruslah dihitung dengan semestinya, apabila lupa dalam menghitung potongan harga, maka akibatnya pembebanan HPP akan jadi lebih tinggi dari yang semestinya. HPP yang lebih tinggi akan mengakibatkan pajak yang dibayarkan tentu lebih rendah, dan apabila ditjend pajak tidak mengetahui hal ini, ya bersukurlah, namun apabila ketahuan,makan hal ini menjadi koreksi ketika pemeriksaan. Metode dalam Penentuan Harga Pokok Penjualan dan Penilaian Persediaan Apabila diperhatikan dari kesimpulan tadi, bisa dilihat dengan jelas bahwa metode LIFO adalah metode yang menghasilkan HPP yang paling tinggi, ini karena harga pembelian trendnya kan akan terus meningkat. perlu diingat, dalam konsep LIFO, biaya unit yang digunakan sebagai dasar perhitungan HPP merupakan harga pembelian yang palint terkini (most recent). kita semua juga tahu, dinegara ini tingkat inflasi terus cenderung menigkat dari waktu ke waktu. jarang sekali ada kejadian sebuah harga mengalami penurunan. dengan demikian, metode LIFO adalah metode yang akan memghasilkan PPh yang paling kecil.! HPP yang paling tinggi berikutnya ialah Metode Rata Rata (Average Method), hampir mendekati metode LIFO, hanya saja, nilai yang diambil adalah nilai tengahnya Metode FIFO merupakan penggunaan metode yang paling kecil HPP-nya dan juga sekaligus paling realistis. Metode apa yang akan anda gunakan? beralih ke metode LIFO? Apapun metode yang digunakan, ntah itu LIFO, FIFO, Average terserah saja, sepanjang metode itu diterapkan dengan konsisten. Sumber: http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/harga-pokok-penjualan-metode-lifo.html

Harga Pokok Penjualan Metode Rata Rata | Average Method

Harga Pokok Penjualan Metode Rata Rata | Average Method Penentuan Harga Pokok Penjualan Average Method Dear para pembaca, tulisan ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya tentang harga pokok penjualan pada perusahaan dagang Penilaian Persediaan dan Penentuan Harga Pokok Penjualan Seperti yang telah dijelaskan pada postingan sebelumnya, ada tiga metode yang bisa kita gunakan dalam penentuan besaran Harga Pokok Penjualan dalam usaha dagang sekaligus nilai persediaan pada akhir periode. Metode Rata Rata (average method) Metode FIFO Metode LIFO Kita langsung pada Contoh Kasus UD Albirin Asri yang merupkan sebuah toko yang berdagang menjual beras pada tanggal 1 April mempunyai persediaan sejumlah 1 kwintal (100 kg) beras senilai Rp 300.000. tampak beberapa transaksi yang terlihad pada buku catatan UD Albirin Asri seperti berikut: Date Transaksi Kuantitas Unit Price Jumlah 01-Apr Penjualan 40 4.500 180.000 10-Apr pembelian 30 3.100 93.000 10-Apr Penjualan 66 4.650 302.000 20-Apr pembelian 25 3.200 80.000 30-Apr pembelian 40 3.250 130.000 30-Apr Penjualan 25 4.875 121.875 Dan apabila kita rangkum, maka akan menjadi seperti ini: Rangkuman Total Pembelian 95 303.000 Total Penjualan 130 604.000 Permasalahan: Berapakah Inventory Cost UD Albirin Asri pada akhir periode bulan April? Berapakah Nilai Persediaan UD Albirin Asri pada akhir periode bulan April? Berapakah Laba Kotor UD Albirin Asri apabila tidak ada biaya overhead? Seperti telah dijelaskan sebelumnya, persediaan tipe seperti ini bisa diukur dengan menggunakan tiga metode. saya akan mencoba untuk menggunakan ketiga metode diatas. untuk kali ini saya akan menggunakan metode rata rata (average method), untuk metode FIFO dan LIFO akan saya posting pada postingan berikutnya. Average Method (Metode Rata rata) Penentuan Harga Pokok dari barang yang telah terjual per-unitnya dengan menjumlahkan saldo awal barang dengan jumlah nilai pembelian, kemudian dibagi dengan kuantitas saldo akhir ditambah kuantitas barang yang dibeli. Rumusnya sebagai berikut: HPP per Unit = [Rp Saldo awal + Rp Pembelian] : [kutantitas saldo awal + kuantitas pembelian] Total HPP yang terjual = HPP per Unit x Kuantitas Terjual Saldo Akhir' = Saldo Awal + Pembelian - Penjualaan Dalam contoh kasus UD Albirin Asri tadi diatas : HPP per Unit penjualan 01-April: HPP per Unit = (Rp 300.000 + 0) : (100 + 0) HPP per Unit = Rp 300.000 : 100 Rp 3.000 Total Harga Pokok Penjualan terjual : Rp 3.000 x 40 = Rp 120.000 Saldo Akhir : Rp 300,.000 + 0 - 120.000 Rp 180.000 Demikian seterusnya sampai dengan akhir periode. Apabila diteruskan semua transaksi tersebut, maka akan didapat tabel seperti ini: Average Method Date/Acc 01-Apr 10-Apr 20-Apr 30-Apr Total Opening Balance Qty 100 60 25 50 50 Rp 300.000 180.000 75.833 155.833 155.833 Pembelian Qty 30 25 40 95 U/Prx 3.100 3.200 3.250 Rp 93.000 80.000 130.000 303.000 Sold (COGS) Qty 40 65 25 130 U/Prx 3.000 3.033 3.175 Rp 120.000 197.167 79.398 396.565 Closing Balance Qty 60 25 50 65 65 Rp 180.000 75.833 155.833 206.435 206.435 Summary openin balance 100 300.000 Purchase 95 303.000 Sold (COGS) 130 396.565 Closing Balance 65 206.435 Notes: Coba Perhatikan rangkuman (summary) Sold (COGS) adalah sebesar Rp 396.565 Closing Balance (persediaan akhir) adalah sebesar Rp 206.435 Bisa kita uji menggunakan rumus: Persediaan Akhir = Persediaan awal + Pembelian - HPP Persediaan Akhir = Rp 300.000 + 303.000 - 396.565 Persediaan Akhir = Rp 206.435 Sumber:
Harga Pokok Penjualan Metode FIFO Perhitungan Harga Pokok Penjualan (COGS) Metode FIFO Setelah sebelumnya perhitungan harga pokok penjualan metode rata rata (average), kali ini kita bahas contoh soal harga pokok penjualan metode FIFO, FIFO yang merupakan akronim dari First In First Out, adalah barang dagang yang masuk lebih dulu, itulah yang harus dijual lebih dulu. Contoh Soal: Masih dengan contoh soal yang sama dengan sebelumnya, pada Harga Pokok Penjualan metode rata rata (average method), saya akan tulis kembali: UD Albirin Asri yang merupakan sebuah toko yang berdagang menjual beras pada tanggal 1 April mempunyai persediaan sejumlah 1 kwintal (100 kg) beras senilai Rp 300.000. tampak beberapa transaksi yang terlihad pada buku catatan UD Albirin Asri seperti berikut: Date Transaksi Kuantitas Unit Price Jumlah 01-Apr Penjualan 40 4.500 180.000 10-Apr pembelian 30 3.100 93.000 10-Apr Penjualan 66 4.650 302.000 20-Apr pembelian 25 3.200 80.000 30-Apr pembelian 40 3.250 130.000 30-Apr Penjualan 25 4.875 121.875 Dan inilah rangkumannya Rangkuman Total Pembelian 95 303.000 Total Penjualan 130 604.000 Transaksi pada 1 April: Karena persediaan barang pada tanggal 1 April 2015 hanya bersaldo awal 100 kg, maka 40 kg dijual menggunakan unit cost Saldo Awal = 300.000 : 100 = Rp 3.000 Total COGS 1 April = Rp 3.000 x 40 kg = Rp 120.000 Persediaan Akhir = Rp 300.000 - 120.000 = Rp 180.000 Transaksi 10 April: Pembelian barang dagang 30 kg sesenilai Rp 3.100 per kg, total pembelian : Rp 93.000 Terjual barang dagang 65 kg, akan unit cost yang mana yang digunakan? Karena pada 01 April telah terjual 40 kg, sisa barang dagang yang sebelumnya menggunakan unit price hanya sisa 60 kg, dan tidak cukup untuk menutupi transaksi penjualan yang sebanyak 65 kg, jadi: 60 kg barang dagang menggunakan unit price Rp 3.000 5 kg barang dagang mempergunakan unit price Rp 3.100 Total COGS 10 April 2015: 60 x Rp 3.000 = Rp180.000 5 x Rp 3.100 = Rp15.000 Total COGS Rp195.500 Apabila dibuatkan tabel, akan tampak seperti ini: FIFO METHOD Date/Acc 01-Apr 10-Apr 10-Apr 20-Apr 30-Apr Total Opening Balance Qty 100 60 30 25 50 50 Rp 300.000 180.000 93.000 77.500 157.500 157.500 Purchase Qty 30 30 25 40 95 U/Prx 3.100 3.100 3.200 3.250 Rp 93.000 93.000 80.000 130.000 303.000 Sold (COGS) Qty 40 60 5 25 130 U/Prx 3.000 3.000 3.100 3.100 Rp 120.000 180.000 15.500 77.500 393.000 Closing Balance Qty 60 30 25 50 65 65 Rp 180.000 93.000 77.500 157.500 210.000 210.000 Summary : Opening Balance 100 300.000 Purchase 95 303.000 Sold (COGS) 130 393.000 Closing Balance 65 210.000 Notes: Coba perhatikan summarynya, Bila hendak diuji, silahkan pergunakan rumus COGS seperti yang telah dilakukan pada postingan sebelumnya pada metode Average Method Itulah sekilas contoh soal harga pokok penjualan metode FIFO, selanjutnya kita menggunakan Harga Pokok Penjualan Metode LIFO sekaligus mengenai kajian pajak tentang harga pokok penjualan pada usaha dagang, pada artikel berikutnya : Harga Pokok Penjualan Metode LIFO

Tujuan Manajemen

Tujuan Manajemen Tujuan Manajemen - Manajemen adalah sebuah ilmu didalam melaksanakan kegiatan organisasi atau perusahaan. kegiatan kegiatan perusahaan bisa berupa pengorganisasian yang didalamnya mencakup tindakan perencanaan, menyusun, mengusahakan dan pengawasan yang meliputi seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan. Semisal jika organisasi berupa perusahaan, maka tujuannya sudah jelas, yaitu mencari laba sebanyak mungkin untuk kemakmuran pemilik Tujuan Manajemen Tujuan Manajemen sebaiknya ditetapkan secara realistis, rasional, logis serta ideal yang berdasarkan kepada fakta data, potensi serta kemampuan yang dimiliki dan juga tidak saling bertentangan dengan nilai sosial, moral, agama maupun peraturan pemerintah yang ada supaya tujuan perusahaan yang ditetapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat dan cukup visible untuk bisa dicapai yang menguntungkan semua pihak yang ada. Tujuan manajemen menurut GR Terry adalah tujuan yang diinginkan oleh pihak yang berkepentingan yang melukiskan ruang atau skope yang jelas dan memberi arah kepada seorang manajer. Definisi tersebut meliputi 4 hal pokok yaitu : Tujuan Skope Kepastian Arah Tujuan manajemen haruslah mencakup ke 4 hal tersebut berikut dengan perencancanaan tentang kebijakan, strategi, prosedur, metode, sistem, aturan, intruksi dan yang lainya yang bisa dijalankan dalam mencapai tujuan tersebut. Pada dasarnya, yang perlu diketahui adalah bahwa setiap tujuan adalah merupakan rencana. Tujuan tujuan organisasi atau perusahaan bisa terlihat dari Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (ADART) tiap tiap organisasi. Tujua manajemen bisa ditinjau dari berbagai sudut, semisal berdasarkan tipe, prioritas, jangka waktu, sifat, hierarki, bidan ataupun menurut jiwanya. Tujuan Manajemen berdasarkan tipe tujuan bisa terdiri atas : Profit objectives, tujuan manajemen untuk memperoleh laba untuk pemiliknya Service objective, tujuan manajemen memberi pelayanan yang bagus untuk konsumen, maksudnya bisa meninggikan nilai barang atau jasa yang ditawarkan atau dijual kepada konsumen Social objectives, tujuan manajemen untuk lebih mementingkan nilai yang bisa diciptakan oleh organisasi untuk kesejahteraan masyarakat Personal objectives, tujuan manajemen lebih menghendaki karyawan atau pekerja secara individual memperoleh kepuasan dalam hal pekerjaan didalam organisasi atau perusahaan. Tujuan Manajemen berdasarkan prioritas bisa dibagi atas : Sasaran primer Sasaran sekunder Sasaran individual Sasaran sosial Tujuan manajemen berdasarkan jangka waktu dapat dibagi atas : Tujuan jangka panjang Tujuan jangka menengah Tujuan jangka pendek Tujuan manajemen menurut bidangnya bisa kita lihat sebagai berikut : Top level objective, tujuan secara umum, menyeluruh yang berkaitan dengan berbagai bidang sekaligus Finance objective, tujuan manajemen yang berkaitan dengan modal Production objective, tujuan manajemen yang berkaitan dengan produksi Marketing objective, tujuan yang berkaitan dengan bidang pemasaran Office objective, tujuan yang berkaitan dengan bidang ketatausahaan Tujuan manajemen dilihat dari motifnya, terbagi atas : Public objective, tujuan manaujemen yang wajib diraih karena ada peraturan perudang-undangan yang berlaku Organizational objectives, tujuan yang yang harus direalisasikan dikarenakan ada ketentuan organisasi yang telah tercantim pada statuta, ADART yang bersifat zakelijk dan impersonal yang artinya tidak boleh berdasarkan pada pertimbangan selera pribadi didalam upaya cara pencapaiannya Personal objective, tujuan individu atau tujuan pribadi yang walaupun mungkin masih berkaitan dengan organisasi yang didalam upaya pencapaiannya sangat terpengaruh oleh pandangan atau selera pribadi. Sumber: http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/tujuan-manajemen.html

3 Tingkatan Manajemen

3 Tingkatan Level Manajemen Tingkatan Manajemen - Manajer merupakan seseorang yang bekerja sama dengan orang lain dengan cara mengorganisasikan aktivitas bersama sama untuk merealisasikan keinginan organisasi. Umumnya manajemen mempunyai tanggung jawab dan tugas yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian. Tetapi jika dilihat dari sisi level atau tingkatan manajemen bisa dibagi kedalam tiga kelompok sesuai fungsi dan tugasnya, yaitu: Tingkatan Manajemen 1. Manajemen Puncak | Top Level of Management Manajemen Puncak atau Top Level Management umumnya terdiri atas direksi, CEO (Cheif Executive Officer), GM atau General Manager atau yang sering pula disebut Presiden Direksi (presdir). Direksi merupakan perwakilan dar pemilik perusahaan atau Pemegang Saham, mereka dipilih oleh pemegang saham perusahaan, dan CEO dipilih oleh Dewan Direksi perusahaan. Ciri ciri dan Peran yang paling utama dari manajemen puncak adalah sebagai berikut: Menentukan rencana, tujuan, serta kebijakan perusahaan atau organisasi Bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen dibawahnya yang ada pada organisasi Memobilisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan yang tersedia Manajemen puncak umumnya bekerja dari pemikiran, perencanaan lalu memutuskan, maka dari itu manajemen puncak juga sering disebut Otak organisasi atau Administrator Mempersiapkan rencana jangka panjang perusahaan Manajemen puncak mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang maksimal. Manajemen puncak merupakan otoritas tertinggi pada sebuah organisasi, bertanggungjawab secara langsung kepada pemilik perusahaan (Pemegang Saham), Pemerintah maupun ke Masyarakat umum. Manajemen puncak memerlukan keterampilan konseptual yang lebih dibandingkan keterampilan secara teknis 2. Manajemen Tingkat Menengah | Middle Level of Management Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah dari hierarki pada sebuah perusahaan atau organisasi. Manajemen Tingkat Menengah bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen puncak. Manajemen tingkat menengah bisa meliputi beberapa tingkatan, membawahi dan mengarahkan aktivitas aktivitas manajer dibawahnya. Manajemen pada tingkat ini memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah dan bahkan terkadang terhadap beberapa karyawan operasionalnya. Manajemen pada tingkat menengah ini umumnya terdiri atas Kepala Departemen atau HOD, Manajer Cabang, Junior Executive. Kepala Departemen semisal Manajer Keuangan, Purchasing Manager dan yang lain lain. Manajer Cabang contohnya kepala cabang perusahaan atau unit lokal. Junior Eksekutif contohnya adalah Asisten Manajer Pembelian, Asisten Manajer Keuangan dan yang lainnya. Manajemen Tingkat Menengah ini dipilih oleh Manajemen Puncak Tugas dan peran manajemen tingkat menengah beberapa diantaranya seperti berikut ini: Menjalankan perintah, kebijakan, rencana yang telah disusun oleh manajemen puncak Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak Mengkoordinasikan seluruh aktivitas dari semua departemen yang ada Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen tingkat yang lebih rendah posisinya Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun hanya untuk 1 hingga 5 tahun Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang karena manajemen tingkat menengah ini merupakan perantara manajemen puncak dengan manajemen yang lebih rendah. Bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Direksi dan CEO perusahaan Membutuhkan keterampilan yang lebih manajerial serta teknis dan kurang membutuhkan keterampilan yang sifatnya konseptual 3. Manajemen Lini Pertama (First Line Management) Manajemen Lini Pertama atau Low Level Management adalah tingkatan manajemen yang paling rendah dalam sebuah organisasi yang memimpin serta melakukan pengawasan terhadap tenaga tenaga operasional pada sebuah perusahaan atau organisasi serta tidak membawahi manajer yang lain. Manajeemn Lini Pertama ini umumnya terdiri atas mandor dan pengawas yang dipilih oleh manajemen level menengah. Mereka biasanya juga disebut dengan tingkat Supervisor atau pengawas. bahkan mereka pula dikenal sebagai manajemen operasional yang terlibat secara langsung dalam proses produksi dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan rencana rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen yang lebih tinggi. Manajemen tingkat yang paling bawah ini melaksanakan beberapa aktivitas seperti berikut ini: Mengarahkan karyawan atau pekerja Mengembangkan moral kepada para karyawan Menjaga hubungan yang baik antara manajemen tingkat menengah dan para pekerja Menginformasikan keputusan yang diambil oleh manajemen kepada para karyawan atau pekerja, selain itu manajemen tingkat pertama ini memberi informasi mengenai kinerja, hambatan atau kesulitan, perasaan, tuntutan ataupun hal lainnya dari para karyawan atau pekerja Manajemen tingkat ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengendalikan dan mengarahkan pekerja Menyusun rencana harian, mingguan serta bulanan. tidak menyusun rencana jangka panjang Mempunyai kewenangan yang terbatasi namun tanggung jawab yang penting untuk mendapatkan pekerjaan yang dijalankan dari pekerja. Manajemen lini pertama ini dengan teratur harus memberi laporan dan bertanggung jawab secara langsung kepada manajemen level menengah Manajemen lini pertama ini juga membutuhkan keterampilan yang bersifat lebih teknikal dan kemampuan dalam berkomunikasi. Keahlian Manajemen Manajemen dalam tingkatan atau level manapun harus mempunyai kemampuan untuk berhasil, juga termasuk kemampuan bekerja bersama sama didalam sebuah tim, kemampuan menyusun perencanaan dan pelaksanaan rencana jangka panjang, berani menghadapi dan mengambil resiko serta keahlian interpersonal. Umumnya, secara mendasar keahlian manajemen bisa dikelompokkan menjadi tiga, seperti berikut: 1. Keahlian Teknis | Technical Skill Keahlian teknis adalah kemampuan manajemen untuk mempergunakan prosedur, teknik serta pengetahuan pada bidang khusus. Keahlian teknis ini sangat diperlukan oleh seorang manajer di lini pertama atau manajer yang berada pada tingkatan terendah karena manajer dilini ini seringkali terlibat secara langsung dengan para pekerja yang menjalankan atau mengoperasikan mesin, salesman atau bahkan programer yang memerlukan pengarahan untuk menyelesaikan tugas tugas mereka yang kompleks 2. Keahlian Interpersonal | Interpersonal Skill Keahlian interpersonal maksudnya adalah keahlian untuk bekerja secara bersama sama, memahami serta memotivasi orang lain secara individu atau didalam kelompok. Semisal kemampuan dalam berkomunikasi, memimpin, memberikan motivasi kerja kepada para karyawan untuk menyelesaikan tugas tugas yang ada. Selain itu mereka harus rajin berinteraksi dengan para atasan ataupun orang lain yang berada diluar wilayah kerja mereka 3. Keahlian Konseptual | Conseptual Skill Keahlian konseptual merupakan kemampuan dalam mengkoordinir dan mengintegrasikan seluruh kepentingan kepentingan serta kegiatan organisasi. Keahlian ini sangat penting untuk manajemen puncak. Kemampuan skill seorang manajer dalam usahanya untuk naik ke level yang lebih tinggi lagi tergantung kepada kemampuannya dalam memahami peran kerja departemen yang lain semisal keuangan, personalia, produksi, marketing dan yang lainnya Keahlian Tambahan Masih ada keahlian keahlian manajemen yang lain selain keahlian teknis, keahian interpersonal serta keahlian konseptual yaitu 4 keahlian tambahan yang mestinya dimiliki oleh seorang manajer yang handal, 4 keahlian tersebut sebagai berikut: 1. Keahlian Diagnosis Seorang manajer harusnya mampu untuk menganalisa sebuah masalah yang ada pada organisasi serta mengembangkan solusinya. Jika manajer tidak mampun untuk mengdiagnosis sebuah masalah, maka bisa saja manajer tersebut bukanlah manajer yang berprestasi yang bisa diandalkan untuk naik ke jenjang level yang lebih tinggi 2. Keahlian Komunikasi Manajer harus bisa menyalurkan sebuah ide dan menginformasi kepada yang lain. Bukan hanya itu seorang manajer juga bisa menerima sebuah ide dan informasi dari orang lain secara baik sehingga nantinya manajer bisa mengkoordinasikan pekerjaan pada rekan rekan kerja satu timnya. Tanpa ilmu kemampuan komunikasi yang bagus, manajer akan kesulitan dalam menghidupkan kerja sama tim. 3. Keahlian Manajemen Waktu Manajemen waktu wajib dikuasai oleh seorang manajer yang handal, manajemen harus mampu memprioritaskan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. membagi pekerjaan dan bekerja secara efektif dan efisien sehingga pekerjaan bisa dengan cepat terselesaikan 4. Keahlian Pengambilan Keputusan manajemen harus sanggup mengambil sebuah keputusan, setelah mendiagnosa dan menganalisa sebuah permasalahan, seorang manajer yang handal harus mampu mengambil sebuah keputusan yang cepat, tepat, efektif untuk menyelesaikan masalah yang ada dan mampu mengambangkan menjadi peluang yang amat berharga. Sumber:http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/tingkatan-manajemen.html

Pengertian Manajemen Keuangan (Finacial Management)

Pembahasan MANAJEMEN KEUANGAN Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan merupakan salah satu bagian utama dari ilmu manajemen. Pengertian Manajemen Keuangan adalah semua aktivitas entitas bisnis (organisasi) dalam kerangka penggunaan serta pengalokasian dana entitas bisnis (perusahaan) dengan efisien. pengertian ini mengalami berbagai perkembangan berawal dari pengertian yang hanya sekedar mengutamakan kegiatan mendapatkan / memperoleh dana saja hingga mencakup kegiatan mendapatkan, penggunaan dana hingga pengelolaan atas aset (aktiva). pengertian manajemen keuangan manajemen keuangan Baca juga artikel sebelumnya : Pengertian Manajemen George R Terry menyebutkan ada empat aktivitas yang sering kali dikenal dengan POAC yang berakronim Planning - Organizing - Actuating - dan Controling. Pengertian Manajemen Keuangan menurut para ahli Ada beberapa ahli yang memberikan pendapatnya mengenai Pengertian Manajemen Keuangan: James Van Horne, menyatakan: semua kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung dengan perolehan, pendanan serta pengelolaan aset (aktiva) dengan tujuan yang menyeluruh. Suad Husnan, berpendapat bahwa: Manajemen keuangan adalah manajemen terhahap semua fungsi keuangan Bambang Riyanto, mendefinisikan : Semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang berhubungan dengan upaya memperoleh dana yang dibutuhkan dengan biaya yang seminimal mungkin dan syarat yang menguntunggkan serta uapay untuk mempergunakan dana yang diperoleh tersebut secara efisien dan efektif Liefman menyatakan: Definisi manajemen keuangan adalah upaya penyediaan uang dan mempergunakan dana tersebut untuk mendapatkan aset (aktiva) Seperti yang disebut diawal tadi, dengan melihat beberapa pengertian diatas, pengertian manajemen keuangan secara sederhana adalah suatu proses dalam aktivitas keuangan perusahaan, dimulai dari cara memperoleh dana dan mempergunakannya. penggunaannya harus tepat sasaran, efisien, dan efektif supaya tujuan keuangan perusahaan yang sudah ditetapkan dalam perencanaan bisa terwujud. Prinsip Manajemen Keuangan Manajemen keuangan tidak hanya sekedar pencatatan akuntansi saja. manajemen keuangan adalah bagian yang penting dan tidak bisa dianggap sebagai suatu kegiatan tersendiri yang menjadi bagian dari pekerjaan orang-orang keuangan. Manajemen Keuangan dalam prakteknya merupakan aktivitas yang dilakukan dan muncul dalam rangka untuk menyehatkan keuangan perusahaan atau organisasi. maka dari itu, dalam membuat sebuah sistem manajemen keuangan, kita membutuhkan prinsip prinsip ini yang menjadi dasarnya, diantarnya:. Consistency (Konsistensi) dalam prinsip konsistensi ini, suatu sistam serta kebijakan keuangan perusahaan haruslah konsisten, tidak berubah dari periode ke periode, namun perlu diingat bahwa sistem keuangan bukan berarti tidak boleh dilakukan penyesuaian bila ada suatu perubahan yang signifikan didalam perusahaan. pendekatan keuangan yang tidak konsisten bisa menjadi tanda bahwa ada manipulasi pada pengelolaan keuangan perusahaan. Accountability (Akuntabilitas) Prinsip ini adalah suatu kewajiban hukum ataupun moral, yang melekat kepada individu, kelompok ataupun perusahaan untuk memebri penjelasan bagaimana dana ataupun kewenangan yang telah diberikan kepada pihak ke-3 dipergunakan. pihak pihak harus bisa memberi penjelasan tentang penggunaan sumber daya dan apa saja yang sudah dicapai sebagai suatu bentuk pertanggung-jawaban kepada pihak pihak yang berkepentingan, agar semua tahu bagaimana kewenangan dan dana yang dimiliki itu dipergunakan. Transparancy (Transparansi) manajemen harusnya terbuka terhadap pekerjaannya, memberikan informasi tentang rencana dan segala aktivitas kepada yang berkepentingan, termasuk memberikan laporan keuangan yang wajar, lengkap, tepat waktu dan akurat yagn bisa diakses dengan mudah oleh yang berkepentingan, apabila tidak transparan, maka ini bisa mengindikasikan manajemen telah menyembunyikan sesuatu. Viability (Kelangsungan Hidup) Supaya kesehatan keuangan perusahaan terjaga, semua pengeluaran operasional ataupun ditingkat yang strategis harus disesuaikan dengan dana yang ada. kelangsungan hidup entitas merupakan ukuran suatu tingkat keamanan serta keberlanjutan keuangan perusahaan. manajemen keuangan harus menyusun rencana keuangan dimana menunjukkan bagaimana suatu perusahaan bisa menjalankan rencana strategisnya guna memenuhi kebutuhan keuangan. Integrity (Integritas) Setiap individu harus memiliki tingkat integritas yang mumpuni dalam menjalankan kegiatan operasional. selain itu catatan dan laporan keuangan harus terjaga intergritasnya dengan kelengkapan dan tingkat keakuratan suatu pencatatan keuangan Stewardship (Pengelolaan Manajemen keuangan harus bisa mengelola dengan mumpuni dana yang sudah didapat dan memberikan jaminan bahwa dana yang diperoleh tersebut akan digunakan untuk merealisasikan tujuan yang sudah ditetapkan. dalam prakteknya, manajemen bisa melakukan bisa berhati hati dalam membuat perencanaan strategis, mengidentifikasikan resiko keuangan yang ada serta menyusun dan membuat sistem pengendalian keuangan yang sesuai. Accounting Standards (Standar Akuntansi) Sistem akuntansi keuangan yang dipakai harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan standar aturan akuntansi yang berlaku. agar laporan keuangan yang dihasilkan bisa dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh semua pihak pihak yang berkepentingan. Konsep Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah manajemen mengenai fungsi keuangan, dan fungsi manajemen keuangan merupakan bagaimana mempergunakan serta menempatkan dana yang ada. fungsi fungsi yang ada dalam perusahaan harusnya dilaksanakan dengan baik mengingat fungsi fungsi yang ada saling berkaitan satu sama lain. Seperti telah dibahas diatas, Manajemen keuangan memiliki tiga kegiatan yang utama Perolehan Dana, merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh sumber dana, ntah itu berasal dari internal perusahaan ataupun bersumber dari eksternal perusahaan Penggunaan Dana, suatu aktivitas menggunakan atau menginvestasikan dana yang ada pada berbagai bentuk aset Pengelolaan Aset (Aktiva), aktivitas ini adalah kegiatan yang dilakukan setelah dana telah didapat dan telah diinvestasikan atau dialokasikan kedalam bentuk aset (atkiva), dana harus dikelola secara efektif dan efisien. Jadi, dengan aktivitas aktivitas diatas tersebut, dengan kata lain fungsi pengambilan keputusan manajemen keuangan adalah keputusan mengenai pendanaan, investasi dan manajemen aset (aktiva) Tujuan Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan bertujuan memaksimalkan nilai dari perusahaan. manajemen harus bisa menekan perputaran uang yang bisa menghindarkan dari aktivitas yang tidak diinginknan. perlu diingat, tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan atau menambah kesejahteraan para pemilik perusahaan. saham yang beredar adalah bukti kepemilikan, kesejahteraan para pemilik direfleksikan dari harga pasar perusahaan itu, harga perusahaan tersebut adalah buah dari keputusan manajemen mengenai keputusan untuk investasi, keputusan dalam pendanaan serta aktivitasnya dalam memanage aktiva, keputusan keputusan tersebut akan berdampak pada harga saham para pemilik perusahaan. Fungsi Manajemen Keuangan Investment Decision (Keputusan Investasi) Investasi berarti penanaman modal pada aset riil ataupun aset finansial (surat berharga), keputusan investasi ini adalah suatu keputusan terhadap aset apa yang nantinya akan dikelola entitas/perusahaan. keputusan ini yang strategis ini akan berpegnaruh secara langsung terhadap besar kecilnya rentabilitas investasi serta aliran dana perusaan pada masa mendatang. Financing Decision (Fungsi Pendanaan) Keputusan mengenai pendanaan ialah dengan mempelajari berbagai sumber dana perusahaan, dalam laporan keuangan berada dalam sisi pasiva. keputusan ini harus memperhatikan sumber dana dengan biaya seminimal mungkin dan juga syarat yang bisa menguntungkan baik itu berasal dari internal perusahaan maupun sumber dana yang berasal dari luar perusahaan (eksternal). Deviden Decision (Keputusan Deviden) Dalam fungsi ini, keputusan biasanya menyangkut hal hal seperti: Besaran prosentase laba yang akan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk kas tingkat stabilitas deviden yang akan dibagikan oleh manajemen stock devidend, (dividen saham) stock split (pemecahan saham) Penarikan saham yang telah beredar Sebagai tambahan berikut saya berikan hal hal sedikit mendetail yang dilakukan oleh manajemen keuangan: Perencanaan atas Keuangan, manajemen keuangan menyusun rencana pemasukan serta pengeluaraan dana dan juga aktivitas yang lain pada periode tertentu Melakukan Penganggaran keuangan perusahaan, ini adalah tindak lanjut atas perencanaan keuangan dengan menyusun lebih detail lagi semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan Pengelolaan Keuangan perusahaan, dalam hal ini, manajemen keuangan mempergunakan dana yang ada dalam perusahaan untuk memaksimalkannya dengan berbagai cara yang bisa ditempuh Pencarian sumber dana, manajemen keuangan berusaha mencari sumber dana perusahaan yang akan digunakan kegiatan operasional perusahaan Penyimpanan Keuangan, manajemen keuangan menyimpan untuk mengamankan dana perusahaan yang telah dikumpulkan. Pengendalian atas keuangan, manajemen keuangan mengevaluasi dan memperbaiki suatu sistem keuangan yang ada dalam perusahaan yang dirasa belum mumpuni Melakukan pemeriksaan keuangan, internal audit atas laporan keuangan perusahaan dilakukan oleh manajemen keuangan untuk memastikan tidak adanya penyimpangan yang merugikan terjadi Pelaporan keuangan perusahaan, manajemen keuangan menyediakan informasi keuangan tentang kondisi kekinian keuangan perusahaan yang bisa dijadikan bahan evaluasi nantinya. Fungsi Manajemen keuangan lainnya jika dikaitkan dengan beberapa hal diatas: Pengawasan terhadap biaya Penetapan atas kebijakan harga Peramalan laba dimasa mendatang pengukuran atau penjajakan biaya untuk modal kerja Baiklah, cukup artikel tentang basic mengenai Manajemen Keuangan. Sumber: http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/manajemen-keuangan-finance-management.html