Selamat Datang di Blog Saya. Jangan lupa meninggalkan pesan dan komentar Anda

Sabtu, 07 Agustus 2010

Sambutan MenegPAN-RI pada Pembukaan Prog. ENCOMPASS

Sambutan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
pada
Acara Pembukaan Tahun Akademis / Seremoni Pembukaan
Program ENCOMPASS
(Encountering a common Past in Asia)
Melihat Asia Masa Lalu

disajikan di Universiteit Leiden
Selasa, 5 September 2006
Hooglandse kerk, Middelweg 2, Leiden
Negeri Belanda


“ SEJARAH KEMANUSIAAN ”


Rektor Universitas Leiden yang saya hormati,
Hadirin yang bebahagia,
Assalam’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya sampaikan ucapan terimakasih kepada Kepala Departemen Kebudayaan, Prof.dr. Wim van den Doel, Profesor Kebudayaan Contemporary atas undangan kepada saya untuk menyampaikan sambutan pembukaan pada Pembukaan Tahun Akademis Program ENCOMPASS (Encountering a common Past in Asia).. Kepada Yang Mulia Duta Besar Republik Indonesia untuk Negeri Belanda, saya sampaikan terimakasih atas dukungan terhadap saya sehingga berkesempatan memberikan sambutan pada acara berskala internasional yang penting ini.
Sambutan saya difokuskan pada “Sejarah Kemanusiaan.” Manusia adalah makhluk atau insan yang berakal budi (mampu menguasasi makhluk lain), sedangkan kemanusiaan merupakan sifat-sifat manusia, secara manusia, dan sebagai manusia. Terkait dengan itu, perikemanusiaan adalah hal-hal yang layak bagi manusia atau masalah kasih sayang kepada sesama yang hidup. Manusiawi adalah bersifat manusia atau kemanusiaan. Memanusiakan adalah menjadikan, menganggap atau memperlakukan sesuatu sebagai manusia. Saya sangat terkesan dengan puisi yang tertulis pada kuburan di salah satu lokasi di Inggris yang menegaskan pentingnya “kehendak untuk berubah” dari diri sendiri.
Ada lagu rakyat yang mengandung nilai-nilai budaya yang luhur masih diajarkan kepada masyarakat akar rumput (grassroot) Jawa, yaitu “Sekar Mijil”: “Dedalane guno lawan ekti, Kudu andap asor, wani ngalah, luhur wekaane; tumungkulo yen dipun dukani; bapang den simpangi, ono catur mngkur” (aninomous; dikutip dari Prof.Dr. Mohamad Sahari Besari, Institut Teknologi Bandung, 2003).
Dalam melihat sejarah kemanusiaan, seyogyanya kita menempatkan manusia di titik sentral menuju kesejahteraan, kebahagiaan, kebesaran dan kemuliaan sebagai tujuan perjuangan bangsa. Di kawasan Asia, Indonesia dapat belajar dari perjuangan bangsa Jepang yang gigih melakukan reformasi, memprioritaskan pendidikan, administrasi pemerintahan yang sangat rapih warisan Tokugawa, semangat Bushido yang berdisiplin tinggi, menjunjung tinggi kode etik dan tatakrama kehidupan, setelah dipermalukan kemudian insaf dan bangkit mencapai kejayaan. Walaupun bangsa Indonesia memiliki sebagian jiwa dan semangat seperti yang dimiliki Jepang, tetapi secara keseluruhan Indonesia perlu belajar lebih mencintai tanah air, jiwa, semangat, sikap, perilaku, ketekunan, kerajinan, dan kepatuhan, Ada kecenderungan negatif, bangsa Indonesia tidak lagi saling mempercayai, kembali ke primordialisme yang sangat primitif, hanya percaya pada lingkungannya, keluarga atau kelompok, suku atau agama. Gejala ini jika dibiarkan, akan menuju disintegrasi. Bukan hanya reformasi yang diperlukan, tetapi transformasi dan inovasi di banyak bidang (sistem pemerintahan, ekonomi, industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, hukum dan perundang-undangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta intelektual) dan meningkatkan nasionalisme, Hindari pengkerdilan bangsa dan penyesatan logika. Belakangan ini banak pernyataan yang kelihatannya logis tetapi sebenarnya tidak masuk akal.
Indonesia adalah negara yang besar, luasnya hampir sama dengan Eropa dari London sampai ke Istanbul dan sama dengan Amerika Serikatt. Perbedaannya, Indonesia terdiri hampir 65% lautan sehingga dikenal sebagai Ngara Kepulauan Nusantara atau Benua Maritim Indonesia (BMI).
Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, mempnyai komitmen sangat kuat terhadap pemberantasan korupsi. Visi menciptakan Indonesia yang aman, bersatu, rukun dan damai, menjunjung tinggi hukum, kesetaraan, hak asasi manusia, adil dan demokratis, serta mewjudkan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak dan masyarakat sejahtera, diupayakan dengan melakkan reformasi birokrasi, menegakkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta mencegah dan mempercepat pemberantasan korupsi, menuju tata pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (good governance), pemerintahayang bersih (clean government), dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hornati,
Sesuai acara ENCOMPASS pada hari ini, maka sambutan difokuskan pada pentingnya antropologi dan perjalanan sejarah kemanusiaan di Indonesia. Berdasarkan pengalaman masa lalu, diupayakan membangun manusia Indonesia masa depan yang berjati

The Five Keys to a Total Quality Improvement

The Five Keys to a Total Quality Improvement ( 5 – S )

(takashi Osada)

SEIRI : Ringkas Organization

SEITON : Rapi Neatness

SEISO : Resik Cleaning

SEIKETSU : Rawat Standardization

SHETSUKE: Rajin Dicipline

ISO 9000 : Total Quality Management (TQM)

ISO 14000 : Total Quality Environment Management (TQEM)

ISO 18000 : Total Quality Work Management (TQWM)

OSHA : Occupational, Safety, Health, & Act

(Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Karyawan = MK3)

atau Health Environment Safety.

Good Corporate Governance (GCG) = Sistem Tata Kelola

Penerapan GCG untuk sektor Bisnis (manufaktur/Jasa) maupun sektor public (pemerintah) perlu mempertimbangkan Critical Success Factor (CSF) dari GCG, sbb.:

1. Fairness (Keadilan)

2. Transparancy (Keterbukaan)

3. Accountability (Akuntabilitas)

4. Responsibility (Tanggungjawab)

5. Morality (Moralitas)

6. Reliability (Keandalan/Profesionalisme)

7. Commitment (Komitmen)

SWOT Analysis ( Strength, Weakness, Opportunities, Threats)

( Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman)

yaitu membandingkan antara faktor eksternal ( O & T ) dengan faktor internal ( S & W )