Selamat Datang di Blog Saya. Jangan lupa meninggalkan pesan dan komentar Anda

Kamis, 04 Desember 2008

Pemimpin yang Bijak

Ketika krisis keuangan global melanda dunia, tidak sedikit orang kehilangan akal sehat dalam mengambil keputusan. "Terburu-buru" begitulah salah satu sifat dasar manusia. Sangat disayangkan perilaku pemimpin masa kini yang apabila memutuskan sesuatu hanya dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, untung rugi, beban, pendapatan, atau yang berkaitan dengan finansial.

Sebelum kondisi krisis melanda, upaya-upaya pendekatan kemanusiaan dilakukan dengan berbagai cara. Dalam dunia bisnis dikenal dengan iklan, promosi, atau semacamnya. Tujuannya adalah menarik simpati, untuk kemudian agar konsumen menentukan pilihan produk, selanjutnya membeli, dst. Upaya tersebut terus dilakukan oleh dunia usaha untuk meningkatkan keuntungan. Namun, saat ini, upaya yang didasari akal sehat tersebut seakan terlupakan. Hari ini beberapa media massa memberitakan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau dengan istilah lain "dirumahkan" atau "diliburkan. Angkanya mencapai puluhan ribu orang.

Dunia usaha yang diharapkan menjadi pilar utama perekonomian bangsa di tengah krisis ini, justru dapat melemahkan, atau bahkan meruntuhkan pilar perekonomian tadi. Berapa banyak keluarga yang terpaksa melakukan penghematan/pengurangan belanja keluarga sebagai akibat berkurangnya/terputusnya aliran kas dari pendapatan. Jika ditelusuri, jauh ke belakang, ujungnya berada pada suatu kondisi lingkaran setan yang sulit diurai. Produksi akan berkurang sebagai akibat permintaan dan daya beli masyarakat menurun dan banyak lagi dampak negatif. Ditambah lagi dampak sosial, kesehatan, keamanan dan ketertiban, dll. yang ditimbulkan.

Dalam kondisi seperti ini, seyogianya,... sebagai seorang pemimpin yang bijak, PHK, atau apa pun namanya menjadi jalan terakhir dari keputusannya.***Mhd

Tidak ada komentar: