Selamat Datang di Blog Saya. Jangan lupa meninggalkan pesan dan komentar Anda

Minggu, 06 September 2015

Harga Pokok Penjualan Metode LIFO dan Kajian Perpajakan Harga Pokok Penjualan Metode LIFO LIFO, yang berakronim Last In First Out, adalah barang yang terakhir masuk, akan dijual paling awal (lebih dahulu). aneh? bisa dibilang iya, karena dengan metode ini akan membuat HPP akan menjadi tidak realistis. Coba dipikirkan, biaya yang dibebankan mempergunakan cost dari pembelian yang terakhir dan tidak memperhitungkan bahwa ada kemungkinan barang dagang yang dijual bercampur antara persediaan barang yang menggunakan harga yang lama dengan persediaan barang baru dengan harga yang berbeda (harga baru). di Amerika, metode LIFO ini tidak dianjurkan untuk diimplementasikan dan dianggap sebuah praktek yang ilegal, pun bila ada yang menggunakan metode LIFO akan diawasi dengan sangat ketat oleh pemerintah disana. Baiklah, mari kita mencoba hitung Harga Pokok Penjualan atau HPP dengan metode LIFO ini. saya akan tulis kembali soal yang sama seperti pada metode rata rata dan metode FIFO. UD Albirin Asri yang merupakan sebuah toko yang berdagang menjual beras pada tanggal 1 April mempunyai persediaan sejumlah 1 kwintal (100 kg) beras senilai Rp 300.000. tampak beberapa transaksi yang terlihad pada buku catatan UD Albirin Asri seperti berikut: Date Transaksi Kuantitas Unit Price Jumlah 01-Apr Penjualan 40 4.500 180.000 10-Apr pembelian 30 3.100 93.000 10-Apr Penjualan 66 4.650 302.000 20-Apr pembelian 25 3.200 80.000 30-Apr pembelian 40 3.250 130.000 30-Apr Penjualan 25 4.875 121.875 dan inilah rangkumannya Rangkuman Total Pembelian 95 303.000 Total Penjualan 130 604.000 Transaksi pada 1 April: Kita bisa mengetahui hasilkan akan sama dengan metode metode sebelumnya, jadi kita lewati saja Transaksi 10 April 2015: Opening Balance (saldo awal) 60 kg dengan unit cost Rp 3.000 Purchase (pembelian) 30 kg dengan harga Rp 3.100 per kg, jadi total pembelian sebesar Rp 93.000 yang berhasil dijual sebanyak 65 kg, unit cost mana yang digunakan? dengan konsep LIFO, maka : 30 kg x Rp 3.100 = Rp 93.000 35 kg x Rp 3.000 = Rp 105.000 --------------- (+) Total COGS = Rp 198.000 dan bila dibuatkan tabel, akan nampak seperti dibawah ini: LIFO METHOD Date/Acc 01-Apr 10-Apr 10-Apr 20-Apr 30-Apr Total Opening Balance Qty 100 60 60 25 50 50 Rp 300.000 180.000 180.000 77.500 155.000 155.000 Purchase Qty 30 25 40 95 U/Prx 3.100 3.200 3.250 Rp 93.000 80.000 130.000 303.000 Sold (COGS) Qty 40 30 35 25 130 U/Prx 3.000 3.100 3.000 3.200 Rp 120.000 93.000 105.000 80.000 398.000 Closing Balance Qty 60 60 50 50 65 65 Rp 180.000 180.000 155.000 157.500 205.000 205.000 Summary : Opening Balance 100 300.000 Purchase 95 303.000 Sold (COGS) 130 398.000 Closing Balance 65 205.000 Notes: Jangan Lupa perhatikan summarynya juga Kesimpulan: Dengan Mempergunakan tiap masing masing metode, baik metode rata rata, metode FIFO, Metode LIFO pada postingan sebelumnya, dengan soal yang sama, hasilnya: summary-nya saya pindahkan kesini, coba perhatikan pada summary-nya masing masing Summary Average Method FIFO Method LIFO Method Qty Value Qty Value Qty Value Opening Balance 100 300.000 100 300.000 100 300.000 Purchase 96 303.000 96 303.000 96 303.000 Sold (COGS) 130 396.565 130 393.000 130 398.000 Closing Balance 65 206.435 65 210.000 65 205.000 Opening Balance (Saldo Awal) tetap sama: Qty = 100 kg - Rp 300.000 Purchase (Pembelian) tetap sama: Qty = 95 kg - Rp 303.000 Kuantitas HPP sama yakni 135 kg, tetapi value (nilainya) berbeda: Average : 396.565 FIFO : 393.000 LIFO : 398.000 Closing Balance (Saldo Akhir) Qty sama, yakni 65 kg namun nilainya berbeda - beda: Average : 206.435 FIFO : 210.000 LIFO : 205.000 Kajian Perpajakan Akuntansi Perpajakan bisa memainkan HPP, Harga Pokok Penjualan (COGS) bersifat sangat vital pengaruhnya dalam besaran perhitungan pajak. nilai besar kecilnya PPh yang akan di tanggung nantinya sangat dipengaruhii oleh besaran HPP. Dengan angka penjualan yang sama, makin besar harga HPP nya, maka laba yang diperoleh semakin kecil, dan sudah barang tentu pajak yang harus ditanggung akan makin kecil juga. Berikut beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan: Freight, elemen pembentuk HPP, pengakuan biaya ini harus sesuai Discount dan Retur Pembelian: Discount atau potongan harga haruslah dihitung dengan semestinya, apabila lupa dalam menghitung potongan harga, maka akibatnya pembebanan HPP akan jadi lebih tinggi dari yang semestinya. HPP yang lebih tinggi akan mengakibatkan pajak yang dibayarkan tentu lebih rendah, dan apabila ditjend pajak tidak mengetahui hal ini, ya bersukurlah, namun apabila ketahuan,makan hal ini menjadi koreksi ketika pemeriksaan. Metode dalam Penentuan Harga Pokok Penjualan dan Penilaian Persediaan Apabila diperhatikan dari kesimpulan tadi, bisa dilihat dengan jelas bahwa metode LIFO adalah metode yang menghasilkan HPP yang paling tinggi, ini karena harga pembelian trendnya kan akan terus meningkat. perlu diingat, dalam konsep LIFO, biaya unit yang digunakan sebagai dasar perhitungan HPP merupakan harga pembelian yang palint terkini (most recent). kita semua juga tahu, dinegara ini tingkat inflasi terus cenderung menigkat dari waktu ke waktu. jarang sekali ada kejadian sebuah harga mengalami penurunan. dengan demikian, metode LIFO adalah metode yang akan memghasilkan PPh yang paling kecil.! HPP yang paling tinggi berikutnya ialah Metode Rata Rata (Average Method), hampir mendekati metode LIFO, hanya saja, nilai yang diambil adalah nilai tengahnya Metode FIFO merupakan penggunaan metode yang paling kecil HPP-nya dan juga sekaligus paling realistis. Metode apa yang akan anda gunakan? beralih ke metode LIFO? Apapun metode yang digunakan, ntah itu LIFO, FIFO, Average terserah saja, sepanjang metode itu diterapkan dengan konsisten. Sumber: http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/harga-pokok-penjualan-metode-lifo.html

Tidak ada komentar: