Selamat Datang di Blog Saya. Jangan lupa meninggalkan pesan dan komentar Anda

Minggu, 10 Oktober 2010

Proposal Lokakarya

Para pendidik budiman,

Pendidikan karakter akhir-akhir ini ramai dibicarakan dan ingin dikembalikan lagi pada inti pendidikan kita. Pendidikan tanpa karakter, menurut Mahatma Gandhi merupakan salah satu dosa sosial dalam masyarakat kita. Pendidikan tanpa karakter hanya akan membuat individu tumbuh secara parsial, menjadi sosok yang cerdas dan pandai, namun kurang memiliki pertumbuhan secara lebih penuh sebagai manusia. Situs ini berisi berbagai macam informasi tentang pendidikan karakter, baik itu berupa materi, pengayaan, konsultasi maupun berita-berita seputar pendidikan karakter. Semoga dengan kehadiran situs ini, pengetahuan dan wawasan kita tentang pendidikan karakter semakin meningkat. Kita berharap bahwa pada akhirnya kita mampu memperbaiki dunia pendidikan di negeri Indonesia tercinta. Kami membuka kerjasama dalam bentuk apapun dengan individu maupun lembaga dalam pengembangan pendidikan karakter di tanah air.

Masukan dan kritik dari pembaca sangat kami perlukan.

Salam pendidikan,

Doni Koesoema A. M.Ed

Direktur Pendidikan Karakter
Peserta Lokakarya SD Sang Timur Manjadi Wartawan Cilik Bersama Wapres


Misi (Mission)
"Working for Better School of Tomorrow"


Visi (Vision)
Mencerdaskan kehidupan bangsa
dalam konteks masyarakat bhineka

Nilai Utama (Core Values)
Nilai-nilai utama yang menjadi prinsip pelayanan kami adalah:
1. Kerja sama (Partnership)
2. Terpercaya (Trusted)
3. Berhasil Guna (Effective)
4. Utuh dan Menyeluruh (Integrated)
5. Kontekstual (Contextual)

Lokakarya Pendidikan Karakter
Berikut ini tema-tema program lokakarya yang saat ini tersedia:

  1. Introduction to Character Education (Seri 1a)
  2. Introduction to Charactrer Education (Seri 1b)
  3. Rationale dan Tiga Basis Desain Pendidikan Karakter (Seri 2)
  4. Desain Pendidikan Karakter Berbasis Kelas (Seri 3)
  5. Desain Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah (Seri 4)
  6. Desain Pendidikan Karakter Berbasis Komunitas (Seri 5)
  7. Delapan Langkah Program Pendidikan Karakter Efektif (Seri 6)
  8. Dokumentasi Program Pendidikan Karakter (Seri 7)
  9. Standard Evaluasi Pendidikan Karakter (Seri 8)


Penting, Pendidikan Karakter Generasi Muda
10-08-2010

BLORA - Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Dr H Bambang Sadono SH MH menyatakan pentingnya pendidikan karakter bagi generasi bangsa. Hal itu dikemukakannya saat melakukan penjaringan aspirasi (reses) di Desa Jiworejo, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Selasa (20/7).

"Pendidikan karakter ini sangat penting bagi generasi
penerus bangsa. Departemen Agama saat ini mencanangkan kembali pendidikan karakter, sehingga peran madrasah dan pesantren memiliki posisi yang sangat penting dan strategis," katanya dalam reses yang digelar di aula Pondok Pesantren Miftahul Amal.

Ia menambahkan, para siswa dan mahasiswa di lembaga pendidikan berbasis agama, dinilainya sangat beruntung. "Adik-adik yang belajar di lembaga pendidikan berbasis agama, tidak sekadar cerdas secara kognitif saja, karena pendidikan agama ini menjadi salah satu modal pembentukan karakter," ungkap politisi asli Blora itu.

Sebagai tokoh yang lahir di Blora, Bambang Sadono pun berharap, nantinya di Kota Satai ini, akan muncul lembaga pendidikan seperti Pondok Gontor. "Saya berharap Blora atau Ponpes Miftahul Amal ini bisa lebih maju dan berkualitas seperti Gontor," harapnya.
Pangkas Diskriminasi Pada reses yang dihadiri oleh pengasuh Pondok Miftahul Amal KH Drs Dawam Nawawi, kepala Desa Jiworejo Bambang Ismanto, para santri dan masyarakat sekitar, Bambang Sadono juga mengatakan, Diknas saat ini sudah tidak lagi melakukan diskriminasi, baik terhadap lembaga pendidikan maupun siswanya.
"Saya belum lama ini bertemu dengan sekjen Depdiknas yang mengatakan, dalam lima tahun ini, Diknas konsentrasi pada pelayanan pendidikan yang lebih baik dan tanpa diskriminasi," ungkanya.

Meski begitu, ia juga mengakui, realitas yang terjadi di lapangan, masih ada diskriminasi. "Tetapi kita menghargai Diknas atas komitmennya itu, yang tidak lagi membedakan antara sekolah swasta dan negeri serta siswa dari sekolah umum atau kejuruan," tegasnya sembari berjanji akan memperjuangkan dana-dana bantuan untuk sekolah swasta dan guru madrasah dari APBD provinsi.

Mohammad Rofiq, salah seorang santri pun menimpali dengan pertanyaan, sejauh mana ia sebagai anggota dewan, memperjuangkan madrasah dan lembaga pendidikan berbasis agama?

"Kami akan memperjuangkan ini dengan kawan-kawan di DPRD Jateng terutama di Komisi E. Pendidikan berbasis agama ini sangat penting, karena di dalamnya diajarkan nilai-nilai dan kesantunan agar santri atau siswa menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter," tandas Bambang Sadono. (H61-42)

Sumber: Suara Merdeka Cyber News

Proposal Lokakarya sehari (Seri 4)
Desain Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah

I. LATAR BELAKANG

Pendidikan karakter, jika dilaksanakan secara menyeluruh dan utuh, akan memperkuat kultur sekolah yang semakin kondusif bagi pertumbuhan setiap individu dalam komunitas sekolah. Kultur sekolah inilah yang seringkali luput dari pembahasan ketika para pendidik maupun publik berbicara tentang pendidikan karakter. Pendidikan karakter tidak akanefektif jika pengembangan kultur sekolah yang berjiwa pendidikan karakter tidak tersentuh melalui program-program yang dirancang. Untuk itu, para pendidik dan komunitas sekolah mesti mengerti, menyadari, dan ikut terlibat aktif dalam mendesain pendidikan karakter berbasis kultur sekolah ini.

Apa itu pendidikan karakter berbasis kultur sekolah? Bagaimana individu yang terlibat dalam lembaga pendidikan dapat berperan serta secara aktif dalam pembentukan kultur sekolah yang berjiwa pendidikan karakter? Bagaimana kultur sekolah itu terbentuk dan bagaimana menjaga keberlangsungannya sehingga sekolah memiliki sebuah tradisi pendidikan yang kokoh? Bagaimana sekolah mendesain pendidikan karakter berbasis kultur sekolah?

Persoalan seperti inilah yang akan Anda dalami. Anda bukan hanya akan memiliki konsep dasar yang kuat dan kokoh, melainkan juga mampu mendesainnya bagi pengembangan kultur sekolah Anda.

II. TUJUAN LOKAKARYA

● Peserta mampu memahami konsep-konsep dasar berkaitan dengan desain pendidikan karakter berbasis kelas (ranah kognitif).

● Peserta memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk mendesain pendidikan karakter berbasis kelas (ranah psikomotorik).

● Tumbuhnya kreativitas, kedalaman refleksi guru dan sekolah dalam mendesain modul pendidikan karakter berbasis kelas (ranah afektif).

III. MATERI

1. Konsep dasar desain pendidikan karakter berbasis kultur sekolah.

2. Momen pendidikan struktural, polisional dan eventual

3. Momen pendidikan non-struktural

4. Momentum-momentum pembentuk kultur sekolah

5. Latihan Mendesain Pendidikan Karakter Berbasis Kultur sekolah

6. Simpulan (Review)

IV. SASARAN PESERTA

Workshop ini ditujukan secara khusus untuk untuk ketua yayasan, pemilik sekolah (owner), kepala sekolah (principal), direktur sekolah dan guru yang berada dalam SATU UNIT lembaga pendidikan. Akan lebih baik kalau dalam jenjang pendidikan yang sama. Jumlah peserta maksimum 50 orang.

V. REFERENSI

Doni Koesoema A. 2010. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Cetakan kedua, edisi revisi dari 2007), Grasindo: Jakarta.

VI. PEMBICARA

Doni Koesoema A. M.Ed. Lahir pada 1973 di Klaten Jawa Tengah. Menjalani pendidikan menengah di SMA Santo Vincentius a Paulo, Garum, Blitar, Jawa Timur (1989-1992). Gelar Sarjana Filsafat diperoleh di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta (1998) dengan skripsi berjudul, “Keadilan dari Sudut Pandang Liberalisme Politis Menurut John Rawls.” Memperoleh gelar baccalaureato (setaraf sarjana strata-1) dari Universitas Gregoriana, Roma, Italia (2002-2005). Mengikuti Kursus Pedagogi Sekolah dan Pengembangan Profesional pada facoltâ della Scienza dell’Educazione (fakultas Ilmu Pendidikan) di Universitas Salesian, Roma, Italia (2005-2006). Memperoleh gelar Master Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Pengajaran (Curriculum and Instruction) di Boston College Lynch School of Education, Boston, MA, US (2008).

Pernah menjadi guru, formator, staf pendidik dan direktur sekolah. Memiliki keahlian dalam pengembangan kurikulum dan profesionalisme guru. Pengembang dasar-dasar basis filsafat dan pedagogi bagi pendidikan karakter dalam konteks keindonesiaan. Penulis artikel pendidikan di harian nasional KOMPAS, Media Indonesia, dan Majalah Kebudayaan BASIS. Penulis buku Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, 2007 (Cetakan kedua 2010), dan Pendidik Karakter di Zaman Keblinger, Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, Jakarta, Grasindo, 2009.

Memperoleh Penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional sebagai Penulis artikel yang produktif tentang pendidikan di media cetak dalam rangka Apresiasi Penulis Artikel Peduli Pendidikan 2008-2009.

VII. Kontak Person

Ms. Evy Anggraeny (088.884.921.61 & 021.50623355)

E-mail : pendidikankarakter@gmail.com

Pendidikan Karakter Bangsa akan Diajarkan Pada 2014
05-10-2010
JAKARTA--MI:Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah menyusun grand design pendidikan karakter bangsa. Ditargetkan, seluruh satuan pendidikan telah mengembangkannya pada 2014.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendiknas, Mansyur Ramli, pada Seminar Nasional Pendidikan Karakter Bangsa di Hotel Novotel, Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.

"Pusat kurikulum sampai saat ini sudah membentuk master trainer yang diharapkan melatih para guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk bisa menghidupkan atau menjadi pioner pendidikan karakter bangsa di satuan pendidikan," kata Mansyur Ramli saat membuka seminar tersebut.

Mansyur menyatakan optimistis pendidikan karakter dapat segera diimplementasikan pada satuan pendidikan. Sekurang-kurangnya, kata dia, 25 persen satuan pendidikan mulai menerapkan pada 2012.

"Sudah banyak satuan pendidikan, perguruan tinggi, berbagai tokoh masyarakat, dan pemerhati pendidikan yang sudah mengembangkan karakter bangsa melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal," ujarnya.

Mansyur mengemukakan, hampir semua perguruan tinggi telah mengembangkan pendidikan karakter bangsa. Berbagai satuan pendidikan, kata dia, juga telah menerapkannya dengan bermacam cara seperti kantin kejujuran di sekolah, melalui nilai-nilai keagamaan dan budaya.

"Dengan potret yang kita lakukan kita optimis. Tinggal mendorong dan menularkan apa yang telah dikembangkan satuan pendidikan tertentu dan masyarakat," katanya. (Bay/X-11)

Sumber: Media Indonesia

Proposal Lokakarya sehari (Seri 3)
Desain Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

I. LATAR BELAKANG

Pendidikan Karakter tidak akan mengubah dan menghasilkan apa yang ingin diraih oleh lembaga pendidikan jika tidak terdapat pembaharuan dan perubahan tentang apa yang terjadi di dalam kelas. Kelas tetap menjadi locus educationis utama pengembangan pendidikan karakter. Memiliki kemampuan untuk mendesain dan melaksanakan pendidikan karakter berbasis kelas merupakan tugas utama seorang guru.

Sayangnya, karena banyaknya materi yang harus diajarkan karena tuntutan kurikulum, guru tidak mampu lagi berperan sebagai pendidik karakter. Sedangkan program pengembangan karakter yang mempergunakan sumber dari luar, dalam arti yang bukan dibuat oleh guru sebagai salah satu anggota komunitas kelas, seringkali dirasakan tidak cocok dengan kebutuhan sekolah, siswa dan masyarakat yang menjadi pemangku kepentingan sebuah sekolah.

Guru mesti memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam mendesain pendidikan karakter berbasis kelas. Tanpa keseriusan mengelola ini, program pendidikan karakter hanya akan menjadi sesuatu yang dipaksakan dari luar, dan tidak akan tumbuh sebagai kesadaran dalam diri para guiru sendiri.

II. TUJUAN LOKAKARYA

● Peserta mampu memahami konsep-konsep dasar desain pendidikan karakter berbasis kelas (ranah kognitif).

● Peserta mampu membuat desain pendidikan karakter berbasis kelas dalam kerja sama dengan tim (profesional learning community) (ranah psikomotorik).

● Tumbuhnya kreativitas komunitas sekolah dalam mendesain modul pendidikan karakter yang akan diterapkan di sekolah (ranah afektif).

III. MATERI

1. Konsep dasar desain pendidikan karakter berbasis kelas.
2. Pendekatan instruksional tematis dan non-tematis
3. Pendekatan non-instruksional dalam kelas (integratif).
4. Mengembangkan Profesional learning Community dan memperkokoh kolegialitas.
5. Latihan Mendesain Pendidikan Karakter berbasis kelas
6. Simpulan (Review)

IV. SASARAN PESERTA

Workshop ini ditujukan secara khusus untuk untuk kepala sekolah, direktur sekolah dan guru yang berada dalam SATU UNIT lembaga pendidikan. Akan lebih baik kalau dalam jenjang pendidikan yang sama. Jumlah peserta maksimum 50 orang.

V. REFERENSI

Doni Koesoema A. 2010. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Cetakan kedua, edisi revisi dari 2007), Grasindo: Jakarta.

VI. PEMBICARA

Doni Koesoema A. M.Ed. Lahir pada 1973 di Klaten Jawa Tengah. Menjalani pendidikan menengah di SMA Santo Vincentius a Paulo, Garum, Blitar, Jawa Timur (1989-1992). Gelar Sarjana Filsafat diperoleh di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta (1998) dengan skripsi berjudul, “Keadilan dari Sudut Pandang Liberalisme Politis Menurut John Rawls.” Memperoleh gelar baccalaureato (setaraf sarjana strata-1) dari Universitas Gregoriana, Roma, Italia (2002-2005). Mengikuti Kursus Pedagogi Sekolah dan Pengembangan Profesional pada Facoltâ della Scienza dell’Educazione (fakultas Ilmu Pendidikan) di Universitas Salesian, Roma, Italia (2005-2006). Memperoleh gelar Master Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Pengajaran (Curriculum and Instruction) di Boston College Lynch School of Education, Boston, MA, US (2008).

Pernah menjadi guru, formator, staf pendidik dan direktur sekolah. Memiliki keahlian dalam pengembangan kurikulum dan profesionalisme guru. Pengembang dasar-dasar basis filsafat dan pedagogi bagi pendidikan karakter dalam konteks keindonesiaan. Penulis artikel pendidikan di harian nasional KOMPAS, Media Indonesia, dan Majalah Kebudayaan BASIS. Penulis buku Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, 2007 (Cetakan kedua 2010), dan Pendidik Karakter di Zaman Keblinger, Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, Jakarta, Grasindo, 2009.

Memperoleh Penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional sebagai Penulis artikel yang produktif tentang pendidikan di media cetak dalam rangka Apresiasi Penulis Artikel Peduli Pendidikan 2008-2009.

VII. Kontak Person

Ms. Evy Anggraeny (088.884.921.61 & 021.50623355)

E-mail : pendidikankarakter@gmail.com

Proposal Lokakarya sehari (Seri 5)
Desain Pendidikan Karakter Berbasis Komunitas


I. LATAR BELAKANG

Lembaga pendidikan tidak dapat berdiri sendiri dalam melaksanakan misinya. Ia bukanlah sebuah lembaga yang terpisah dari masyarakat sekitar, atau bebas dari campur tangan dan keterlibatan pihak lain. Banyak orang berkepentingan dengan pengembangan pendidikan. Sayangnya, seringkali lembaga pendidikan kurang mampu mendefinisikan peranannya di tengah berbagai macam tuntutan masyarakat. Bahkan, seringkali hubungan yang tidak seimbang terjadi antara lembaga pendidikan dengan lembaga lain di luar dirinya, seperti negara dan masyarakat.

Pendidikan karakter berbasis kultur sekolah membahas bagaimana lembaga pendidikan bisa menyertakan banyak pihak di luar komunitas sekolah dalam mewujudkan misinya. Hubungan seperti ini mestinya tetap dijiwai dengan semangat pendidikan, sehingga semua pihak yang terlibat benar-benar menghayati prinsip-prinsip pendidikan dalam melaksanakan peranan mereka.

Masalahnya adalah bahwa seringkali hubungan antara sekolah dengan pihak di luar sekolah bersifat otoritatif, manipulatif, dan seringkali koersif. Bagaimana lembaga pendidikan dapat mendesain pendidikan karakter efektif, berdasarkan prinsip-prinsip pedagogi pendidikan, namun serentak tetap mampu mendengarkan inspirasi dan harapan komunitas di luar lembaga pendidikan, merupakan hal paling dasar yang perlu dikembangkan dalam mengembangkan pendidikan karakter di sekolah. T

ema ini mengupas tuntas bagaimana lembaga pendidikan mesti memandang lembaga lain sebagai partner, yang sifatnya kolaborarif, namun sekaligus kritis dan membangun.

II. TUJUAN LOKAKARYA

● Peserta mampu memahami konsep-konsep dasar berkaitan dengan desain pendidikan karakter berbasis komunitas (ranah kognitif).

● Peserta memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk mendesain pendidikan karakter berbasis komunitas (ranah psikomotorik).

● Tumbuhnya kreativitas, kedalaman refleksi guru, keterbukaan individu dan sekolah dalam mendesain modul pendidikan karakter berbasis komunitas (ranah afektif).

III. MATERI

1. Konsep dasar desain pendidikan karakter berbasis komunitas

2. Sekolah dan orang tua (memaksimalkan peran pemangku kepentingan utama)

3. Sekolah dan Masyarakat

4. Sekolah dan Media

5. Latihan mendesain pendidikan karakter berbasis komunitas

6. Simpulan (Review)

IV. SASARAN PESERTA

Workshop ini ditujukan secara khusus untuk untuk ketua yayasan, pemilik sekolah (owner), kepala sekolah (principal), direktur sekolah dan guru yang berada dalam SATU UNIT lembaga pendidikan. Akan lebih baik kalau dalam jenjang pendidikan yang sama. Jumlah peserta maksimum 50 orang.

V. REFERENSI

Doni Koesoema A. 2010. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Cetakan kedua, edisi revisi dari 2007), Grasindo: Jakarta.

VI. PEMBICARA

Doni Koesoema A. M.Ed. Lahir pada 1973 di Klaten Jawa Tengah. Menjalani pendidikan menengah di SMA Santo Vincentius a Paulo, Garum, Blitar, Jawa Timur (1989-1992). Gelar Sarjana Filsafat diperoleh di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta (1998) dengan skripsi berjudul, “Keadilan dari Sudut Pandang Liberalisme Politis Menurut John Rawls.” Memperoleh gelar baccalaureato (setaraf sarjana strata-1) dari Universitas Gregoriana, Roma, Italia (2002-2005). Mengikuti Kursus Pedagogi Sekolah dan Pengembangan Profesional pada facoltâ della Scienza dell’Educazione (fakultas Ilmu Pendidikan) di Universitas Salesian, Roma, Italia (2005-2006). Memperoleh gelar Master Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Pengajaran (Curriculum and Instruction) di Boston College Lynch School of Education, Boston, MA, US (2008).

Pernah menjadi guru, formator, staf pendidik dan direktur sekolah. Memiliki keahlian dalam pengembangan kurikulum dan profesionalisme guru. Pengembang dasar-dasar basis filsafat dan pedagogi bagi pendidikan karakter dalam konteks keindonesiaan.

Penulis artikel pendidikan di harian nasional KOMPAS, Media Indonesia, dan Majalah Kebudayaan BASIS. Penulis buku Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, 2007 (Cetakan kedua 2010), dan Pendidik Karakter di Zaman Keblinger, Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, Jakarta, Grasindo, 2009. Memperoleh Penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional sebagai Penulis artikel yang produktif tentang pendidikan di media cetak dalam rangka Apresiasi Penulis Artikel Peduli Pendidikan 2008-2009.

VII. Kontak Person

Ms. Evy Anggraeny (088.884.921.61 & 021.50623355)

E-mail : pendidikankarakter@gmail.com

Proposal Lokakarya Sehari (Seri 1-a)
Memahami Pendidikan Karakter secara Lebih Utuh dan Menyeluruh
(Introduction to an Integrated approach of Character Education)


I. LATAR BELAKANG

Pendidikan karakter sering disebut sebagai jiwa sebuah pendidikan. Tanpanya, pendidikan seperti kehilangan roh dan berubah sekedar menjadi sarana pelatihan otak bagi para siswa. Mengembalikan roh pendidikan karakter dalam sekolah kita merupakan sebuah kemendesakan yang tidak dapat ditawar lagi.

Sayangnya, pendidikan karakter seringkali dipahami secara parsial, kurang utuh dan tidak lengkap. Ini terjadi karena di dalam lembaga pendidikan terdapat berbagai macam individu yang memiliki pemahaman, keprihatinan, dan praksis mendidik yang berbeda.

Lembaga pendidikan merupakan kumpulan individu yang memiliki inspirasi dan persepsi sendiri tentang kinerja mereka dalam dunia pendidikan, termasuk pemahaman mereka tentang Pendidikan Karakter. Perbedaan persepsi inilah yang seringkali membuat praksis pendidikan karakter di sekolah tidak utuh, timpang, atau kurang dapat dipahami secara menyeluruh, sehingga malah kontraproduktif bagi kinerja dunia pendidikan itu sendiri.

Memiliki visi bersama (shared vision) tentang pendidikan karakter lantas menjadi sebuah langkah awal yang mesti dilewati ketika lembaga pendidikan ingin mengembangkan program pendidikan karakter secara utuh dan menyeluruh. Mengelola dan menyelaraskan visi sekolah dengan visi individu tentang pendidikan karakter tak pelak lagi merupakan salah satu elemen penting bagi kesuksesan sebuah lembaga pendidikan yang ingin membentuk pribadi berkarakter, dewasa dan bertanggungjawab.

II. TUJUAN LOKAKARYA

● Peserta mampu mengenali dan memahami konsepsi dirinya sendiri tentang Pendidikan Karakter, serta memahami arti dan tujuan pendidikan karakter dalam konteks kelembagaan (ranah kognitif dan refleksif).

●Peserta berlatih membentuk komunitas belajar profesional (profesional learning community) melalui kegiatan berbagi dan berdiskusi pemahaman tentang pendidikan karakter (ranah komunikatif).

●Tumbuhnya kesadaran dari tiap individu yang bekerja dalam lembaga pendidikan yang memungkinkan sekolah memulai program Program Pendidikan Karakter secara lebih sinergis, utuh dan menyeluruh.

III. MATERI

1. Arti dan tujuan pendidikan karakter secara lebih utuh dan menyeluruh.

2. Tri matra pendidikan karakter

3. Makna Individu dalam Pendidikan Karakter

4. Tanggungjawab dalam Pendidikan Karakter

5. Tinjauan Kembali Program

IV. SASARAN PESERTA

Workshop ini ditujukan trutama untuk para pengurus yayasan, kepala sekolah, direktur sekolah, guru yang berada dalam SATU UNIT lembaga pendidikan. Akan lebih baik kalau dalam jenjang pendidikan yang sama. Jumlah peserta maksimum 50 orang.

V. Buku Referensi

Doni Koesoema A. 2010. Pendidikan Karakter. Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Cetakan kedua, edisi revisi dari 2007. Jakarta : Grasindo.

VI. Pembicara

Doni Koesoema A. M.Ed.

Lahir pada 1973 di Klaten Jawa Tengah. Menjalani pendidikan menengah di SMA Santo Vincentius a Paulo, Garum, Blitar, Jawa Timur (1989-1992). Gelar Sarjana Filsafat diperoleh di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta (1998) dengan skripsi berjudul, “Keadilan dari Sudut Pandang Liberalisme Politis Menurut John Rawls.” Memperoleh gelar baccalaureato (setaraf sarjana strata-1) dari Universitas Gregoriana, Roma, Italia (2002-2005). Mengikuti Kursus Pedagogi Sekolah dan Pengembangan Profesional pada facoltâ della Scienza dell’Educazione (fakultas Ilmu Pendidikan) di Universitas Salesian, Roma, Italia (2005-2006). Memperoleh gelar Master Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Pengajaran (Curriculum and Instruction) di Boston College Lynch School of Education, Boston, MA, US (2008).

Pernah menjadi guru, formator, staf pendidik dan direktur sekolah. Memiliki keahlian dalam pengembangan kurikulum dan profesionalisme guru. Pengembang dasar-dasar basis filsafat dan pedagogi bagi pendidikan karakter dalam konteks keindonesiaan.

Penulis artikel pendidikan di harian nasional KOMPAS, Media Indonesia, dan Majalah Kebudayaan BASIS. Penulis buku Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, 2007 (Cetakan kedua 2010), dan Pendidik Karakter di Zaman Keblinger, Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, Jakarta, Grasindo, 2009.

Memperoleh Penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional sebagai Penulis artikel yang produktif tentang pendidikan di media cetak dalam rangka Apresiasi Penulis Artikel Peduli Pendidikan 2008-2009.

Lihat Profil Pembicara lebih lengkap klik di sini

VII. Kontak Person

Ms. Evy Anggraeny (088.884.921.61 & 021-50623355)

E-mail : pendidikankarakter@gmail.com


Proposal Lokakarya sehari (Seri 2)
Rationale dan Tiga Basis Desain Pendidikan Karakter

Proposal Lokakarya sehari (Seri-1b)
Memahami Pendidikan Karakter secara Lebih Utuh dan Menyeluruh
(Introduction to an integrated approach of Character Education)



I. LATAR BELAKANG

Pendidikan karakter sering disebut sebagai jiwa sebuah pendidikan. Tanpanya, pendidikan seperti kehilangan roh dan berubah sekedar menjadi sarana pelatihan otak bagi para siswa. Mengembalikan roh pendidikan karakter dalam sekolah kita merupakan sebuah kemendesakan yang tidak dapat ditawar lagi.

Sayangnya, pendidikan karakter seringkali dipahami secara parsial, kurang utuh dan tidak lengkap. Ini terjadi karena di dalam lembaga pendidikan terdapat berbagai macam individu yang memiliki pemahaman, keprihatinan, dan praksis mendidik yang berbeda.

Lembaga pendidikan merupakan kumpulan individu yang memiliki inspirasi dan persepsi sendiri tentang kinerja mereka dalam dunia pendidikan, termasuk bagaimana karyawan non-kependidikan memahami tentang Pendidikan Karakter. Karyawan non-kependidikan seringkali tidak dilibatkan dalam rangka desain pendidikan karakter. Padahal peranan mereka sangat penting bagi sinergi dan keutuhan program pendidikan karakter di sekolah.

Perbedaan persepsi inilah yang seringkali membuat praksis pendidikan karakter di sekolah tidak utuh, timpang, atau kurang dapat dipahami secara menyeluruh, sehingga malah kontraproduktif bagi kinerja dunia pendidikan itu sendiri. Karyawan non-kependidikan seringkali bukan dianggap sebagai bagian penting bagi pembentukan karakter siswa. Memiliki visi bersama (shared vision) tentang pendidikan karakter menjadi sebuah langkah awal yang mesti dilewati ketika lembaga pendidikan ingin mengembangkan program pendidikan karakter secara utuh dan menyeluruh.

Mengelola dan menyelaraskan visi sekolah dengan visi individu tentang pendidikan karakter tak pelak lagi merupakan salah satu elemen penting bagi kesuksesan sebuah lembaga pendidikan yang ingin membentuk pribadi berkarakter, dewasa dan bertanggungjawab. Dukungan dan keterlibatan dari karyawan non-kependidikan, program pendidikan karakter akan menjadi lebih efektif.

II. TUJUAN LOKAKARYA

● Peserta mampu mengenali dan memahami konsepsi dirinya sendiri tentang Pendidikan Karakter, serta memahami arti dan tujuan pendidikan karakter dalam konteks kelembagaan (ranah kognitif dan refleksif).

●Peserta dapat mengomunikasikan gagasan dan pemikirannya tentang pendidikan karakter sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan (shared knowledge) dengan rekan kerja yang lain (ranah komunikatif).

●Tumbuhnya kesadaran dari tiap individu yang bekerja dalam lembaga pendidikan tentang peranan penting mereka dalam rangka pembentukan karakter siswa.

III. MATERI

1. Arti dan tujuan pendidikan karakter secara lebih utuh dan menyeluruh.

2. Tri matra pendidikan karakter

3. Makna Individu dalam Pendidikan Karakter

4. Tanggungjawab dalam Pendidikan Karakter

5. Tinjauan Kembali Program (Review)

IV. SASARAN PESERTA

Workshop ini ditujukan terutama untuk karyawan non-kependidikan, seperti Satpam (Security staff), staff administrasi, Office Boy/Girl, Petugas kebersihan (cleaning services), Petugas kantin/café (Food and Beverages Staff), dll. Akan lebih baik kalau peserta berada dalam jenjang pendidikan yang sama. Jumlah peserta maksimum 50 orang.

V. Buku Referensi

Doni Koesoema A. 2010. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Cetakan kedua, edisi revisi dari 2007), Grasindo: Jakarta.

VI. Pembicara

Doni Koesoema A. M.Ed.

Lahir pada 1973 di Klaten Jawa Tengah. Menjalani pendidikan menengah di SMA Santo Vincentius a Paulo, Garum, Blitar, Jawa Timur (1989-1992). Gelar Sarjana Filsafat diperoleh di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta (1998) dengan skripsi berjudul, “Keadilan dari Sudut Pandang Liberalisme Politis Menurut John Rawls.” Memperoleh gelar baccalaureato (setaraf sarjana strata-1) dari Universitas Gregoriana, Roma, Italia (2002-2005). Mengikuti Kursus Pedagogi Sekolah dan Pengembangan Profesional pada facoltâ della Scienza dell’Educazione (fakultas Ilmu Pendidikan) di Universitas Salesian, Roma, Italia (2005-2006). Memperoleh gelar Master Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Pengajaran (Curriculum and Instruction) di Boston College Lynch School of Education, Boston, MA, US (2008).

Pernah menjadi guru, formator, staf pendidik dan direktur sekolah. Memiliki keahlian dalam pengembangan kurikulum dan profesionalisme guru. Pengembang dasar-dasar basis filsafat dan pedagogi bagi pendidikan karakter dalam konteks keindonesiaan.

Penulis artikel pendidikan di harian nasional KOMPAS, Media Indonesia, dan Majalah Kebudayaan BASIS. Penulis buku Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, 2007 (Cetakan kedua 2010), dan Pendidik Karakter di Zaman Keblinger, Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, Jakarta, Grasindo, 2009.

Memperoleh Penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional sebagai Penulis artikel yang produktif tentang pendidikan di media cetak dalam rangka Apresiasi Penulis Artikel Peduli Pendidikan 2008-2009.

VII. Kontak Person

Jika sekolah Anda berminat menyelenggarakan program di atas, silakan hubungi:

Ms. Evy Anggraeny (088.884.921.61 & 021-50623355)

E-mail : pendidikankarakter@gmail.com





I. LATAR BELAKANG

Setelah anggota komunitas sekolah memiliki pemahaman (shared vision) tentang pendidikan karakter, lembaga pendidikan perlu menyadari bahwa program pendidikan karakter yang integral melibatkan tiga basis desain utama agar program pendidikan karakter yang sedang dirancang benar-benar dapat terlaksana secara utuh dan menyeluruh.

Tiga basis bagi desain itu adalah pendidikan karakter berbasis kelas, berbasis kultur sekolah dan berbasis komunitas. Ketiga basis ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena kecenderungan selama ini adalah menekankan pendidikan karakter hanya pada satu basis saja. Umumnya pada pendidikan karakter berbasis kelas saja. Memahami dan mampu mendisain pendidikan karakter berdasarkan tiga basis ini membuat pendidikan karakter benar-benar utuh dan menyeluruh.

Sayangnya, ketiga basis ini seringkali tidak dapat dipahami dengan baik oleh para pendidik. Ini terjadi karena perbedaan pemahaman konseptual tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter. Setelah peserta memperoleh lokakarya pertama, kini peserta dihantar untuk melihat dengan lebih jauh dan nyata bagaimana implikasi praktis dari pemahaman pendidikan karakter secara utuh dan menyeluruh dalam konteks pengembangan lembaga pendidikan.

II. TUJUAN LOKAKARYA

● Peserta mampu memahami rationale dan tiga basis bagi desain pendidikan karakter secara lebih utuh dan menyeluruh (ranah kognitif).

● Peserta memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk mendesain pendidikan karakter melalui salah satu basis di atas (ranah psikomotorik).

● Tumbuhnya kreativitas komunitas sekolah dalam mendesain modul pendidikan karakter yang akan diterapkan di sekolah (ranah afektif).

III. MATERI

1. Rationale bagi tiga basis desain pendidikan karakter.

2. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

3. Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah.

4. Pendidikan Karakter Berbasis Komunitas.

5. Latihan Mendesain Pendidikan Karakter

6. Simpulan (Review)

IV. SASARAN PESERTA

Workshop ini ditujukan secara khusus untuk untuk kepala sekolah, direktur sekolah dan guru yang berada dalam SATU UNIT lembaga pendidikan. Akan lebih baik kalau dalam jenjang pendidikan yang sama. Jumlah peserta maksimum 50 orang.

V. REFERENSI

Doni Koesoema A. 2010. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Cetakan kedua, edisi revisi dari 2007), Grasindo: Jakarta.

VI. PEMBICARA

Doni Koesoema A. M.Ed.

Lahir pada 1973 di Klaten Jawa Tengah. Menjalani pendidikan menengah di SMA Santo Vincentius a Paulo, Garum, Blitar, Jawa Timur (1989-1992). Gelar Sarjana Filsafat diperoleh di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta (1998) dengan skripsi berjudul, “Keadilan dari Sudut Pandang Liberalisme Politis Menurut John Rawls.” Memperoleh gelar baccalaureato (setaraf sarjana strata-1) dari Universitas Gregoriana, Roma, Italia (2002-2005). Mengikuti Kursus Pedagogi Sekolah dan Pengembangan Profesional pada Facoltâ della Scienza dell’Educazione (fakultas Ilmu Pendidikan) di Universitas Salesian, Roma, Italia (2005-2006). Memperoleh gelar Master Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Pengajaran (Curriculum and Instruction) di Boston College Lynch School of Education, Boston, MA, US (2008).

Pernah menjadi guru, formator, staf pendidik dan direktur sekolah. Memiliki keahlian dalam pengembangan kurikulum dan profesionalisme guru. Pengembang dasar-dasar basis filsafat dan pedagogi bagi pendidikan karakter dalam konteks keindonesiaan. Penulis artikel pendidikan di harian nasional KOMPAS, Media Indonesia, dan Majalah Kebudayaan BASIS. Penulis buku Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, 2007 (Cetakan kedua 2010), dan Pendidik Karakter di Zaman Keblinger, Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, Jakarta, Grasindo, 2009.

Memperoleh Penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional sebagai Penulis artikel yang produktif tentang pendidikan di media cetak dalam rangka Apresiasi Penulis Artikel Peduli Pendidikan 2008-2009.

Lihat profil lengkap pembicara klik di sini

VII. Kontak Person

Ms. Evy Anggraeny (088.884.921.61 & 021.50623355)

E-mail : pendidikankarakter@gmail.com

Tidak ada komentar: