Selamat Datang di Blog Saya. Jangan lupa meninggalkan pesan dan komentar Anda

Minggu, 25 November 2012

Mata Air Syurga


Mata Air Syurga

Air Zamzam, selain berfungsi sebagai obat dan nutrisi juga selalu digunakan untuk perkara-perkara yang baik.
Dikisahkan, suatu saat di musim haji tiba, dan para jamaah mengambil air Zamzam di sumurnya. Tiba-tiba datanglah seorang badui ke tempat itu, kemudian ia berdiri di tepi sumur. Tak lama kemudian ia pun mengencingi sumber tersebut. Kontan, para jamaah yang ada di sekitarnya marah dan memukulinya, hingga si badui hampir tewas. Setelah kejadian itu, si badui ditanya, kenapa ia melakukan hal yang amat buruk itu. Si badui pun menjawab,”Saya ingin menjadi orang terkenal, dan nama saya dicatat sejarah.”
Si badui tentu tidak akan melakukan perbuatan nekad itu, kecuali setelah ia sendiri sangat memahami kemasyhuran dan kemuliaan air Zamzam. Karena, kalau mata air Zamzam seperti mata air biasa, tentu manusia tidak akan beraksi dengan kehebohan. Demikian pula mereka yang memukulinya, mereka melakukan hal itu karena amat paham perihal kemuliaannya.
Sebagaimana disebutkan dalam Tarikh Al Qaum fi Makkah (3/95), bahwa kemuliaan sesuatu bisa dilihat dari banyak nama yang dimilikinya. Semakin banyak nama yang dimiliki, maka ia dipandang semakin mulia. Az Zabidi dalam Taj Al Arusy (8/328) menyebutkan bahwa Zamzam memiliki nama lain hingga 60 jumlahnya. Nama-nama ini oleh Az Zabidi diambil dari kitab-kitab Hadits dan lughah (bahasa).
Kata Zamzam sendiri berasal dari kata zamma, yang berarti meluber, hingga ada yang menyatakan bahwa dinamai Zamzam karena banyak airnya. Namun adapula yang menyebutkan bahwa Zamzam adalah nama khusus untuk mata air ini. Zamzam juga disebut dengan nama Busyra (kabar gembira), dikarenakan merupakan kabar gembira bagi Ismail dan Hajar. Sumur Zamzam juga dinamakan Maktum (yang disembunyikan), disebabkan kabilah Jurhum telah menimbunnya. Selain itu, sumber air ini juga dinamakan Wath’ah Jibril (pukulan Jibril), karena sumur itu memancar setelah malaikat Jibril memukul bumi dengan sayapnya. Syifa Suqm, yang berarti obat untuk sakit, juga termasuk nama lain dari Zamzam.
Zamzam Mata Air Surga
Kemuliaan Zamzam tidak hanya karena banyaknya nama yang dimiliki. Zamzam mulia karena banyak Hadits dan atsar yang menyebutkan keistimewaannya. Ibnu Abbas pernah mengatakan kepada seseorang yang turun ke dasar mata air Zamzam, “Letakkan timbamu di sumber yang berada di arah sudut Ka’bah, sesungguhnya ia merupakan bagian dari mata air surga.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, yang disahihkan isnadnya oleh Al Kamal bin Al Humam)
Selain Ibnu Abbas, Ibnu Umar juga memiliki pendapat yang sama, bahwa sumber yang berada di arah sudut Ka’bah merupakan mata air surga, sebagaimana disebutkan Al Qurthubi dalam Al Jami’ li Ahkam Al Qur`an (9/371).
Pembasuh Hati Rasulullah
Selain berasal dari surga, air Zamzam dipandang mulia karena hati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga dibersihakan dengarnya. Disebutkan dalam sebuah Hadits, “Dibuka atap rumahku dan aku di Makkah. Lalu turunlah Jibril AS. Kemudian ia membuka dadaku, dan mencucinya dengan air Zamzam…” (Riwayat Al Bukhari)
Jibril membersihkan bagian dalam dada Rasulullah dengan air Zamzam sebanyak 4 kali. Yakni saat beliau masih berumur empat tahun, sepuluh tahun, saat menerima wahyu dan yang terakhir saat hendak mi’raj. (Lihat Subul Al Huda wa Ar Rasyad, 2/59)
Obat Bagi Penyakit dan Makanan
Zamzam juga memiliki keistimewaan tersendiri di samping beberapa kemuliaan yang telah disebutkan di atas. Dalam sebuah Hadits disebutkan, “Sebaik-baik air di muka bumi adalah air Zamzam. Sesungguhnya ia makanan yang mengenyangkan dan obat bagi penyakit.” (Riwayat At Thabarani, dihasankan oleh As Suyuthi)
Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa di saat Abu Dzar memasuki di awal keislaman di Makkah, beliau tidak makan selama 30 hari kecuali hanya dengan meminum air Zamzam. Mengetahui hal itu, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya air Zamzam diberkahi dan merupakan makanan yang mengenyangkan.”
Imam Ahmad bin Hambal termasuk mereka yang mempraktikan Hadits ini, dimana beliau menggunakan Zamzam sebagai obat tatkala sakit dan mengusapkannya di tangan dan muka. (Siyar Al A’lam An Nubala`, 11/212)
Al Hafidz Al Iraqi juga biasa menggunakan Zamzam sebagai obat sakit perut. Beliau akhirnya memperoleh kesembuhan setelah meminumnya, tanpa menggunakan obat lainnya. (Syifa’ Al Gharam, 1/225)
Karena selalu berasal dari tempat yang baik (surga) dan selalu digunakan untuk hal-hal yang baik, tak heran ulama 4 madzhab sepakat melarang penggunakan air Zamzam untuk membersihkan najis, walau di antara mereka ada khilaf dalam larangan itu, ada yang mengatakan haram ada yang memakruhkan.* Thoriq/Suara Hidayatullah, NOPEMBER 2010

http://majalah.hidayatullah.com/?p=2000

Tidak ada komentar: