Selamat Datang di Blog Saya. Jangan lupa meninggalkan pesan dan komentar Anda

Senin, 19 November 2012

Potret Pendidikan Desa dan Kota


Potret Pendidikan Desa dan Kota

OPINI | 25 July 2012 | 11:28Dibaca: 160   Komentar: 0   1 menarik
Indonesia merupakan negara yang besar, besar dari jumlah populasinya dan besar dari segi luas negaranya. sudah menjadi rahasia umum bahwa pendidikan di Indonesia masih jauh tinggal di belakang jika di bandingkan dengan negara2 tetangga seperti Malaysia, Singapur, Thailand, Cina, dll yang masih berada di Asia. jangan di bandingkan dengan negara2 maju karena memang lebih jauh lagi jika dibandingkan, jauh ke belakang. ^-^
jika merujuk pada PISA (Programme for International Student Assessment), Indonesia masih jauh tertinggal dari segi kualitas pendidikan dibandingkan dengan negara2 lain di dunia. data 2009 yang dikeluarkan oleh PISA, Indonesia berada di peringkat 10 besar terbawah dari 65 negara lainnya. padahal jika melihat lebih jauh sungguh anggaran pendidikan yang dikucurkan sangatlah besar, dan seharusnya dapat mendongkrak sistem pendidikan ke arah yang lebih baik, bukan ke arah yang lebih buruk dan semakin terpuruk.
apa yang salah?
sebenarnya kalau mau jujur menilai, pendidikan di Indonesia masih belum merata. masih terfokus pada daerah2 tertentu yang terjangkau, terjangkau dari segi daerah maupun ada tidaknya anak didik dan pendidik. coba bandingkan bagaimana pendidikan di kota2 dengan desa2, guru, anak didik, gedung serta prasarana lainnya. mana yang lebih lengkap dan terurus? jawabannya tentu kota, kenapa? karena kota mudah dijangkau dan anggaran mudah di akses. kalau di desa? silahkan anda lihat sendiri bagaimana situasi pendidikan di desa2 terlebih desa terpencil dan terisolasi. bukankah anak di kota dan di desa punya hak sama dalam mengenyam pendidikan? bukankah mereka juga warga Indonesia yang berKTP Indonesia dan juga terbeban pajak? lantas, kenapa bangunan sekolah2 megah hanya di kota? yang seharusnya juga ada di desa untuk mendukung proses belajar-mengajar. di saat anak2 di daerah2 terpencil tidak lulus ujian nasional apakah karena mereka bodoh atau malas? tidak, mereka tidak lulus karena tidak layak lulus dengan prasarana yang tidak mendukung.
saya secara pribadi sangat khawatir jika kedepan pendidikan di negara tercinta ini semakin menjauh dari unsur transfer ilmu. sehingga generasi kedepan hanya mengedepankan ijazah sebagai alat tukar untuk memperoleh pekerjaan sementara mengenyampingkan ilmu sebagai sumber kehidupan. bukankah kita sepakat dengan ilmu derajat kita semakin tinggi dan martabat bangsa lebih terangkat. namun mengapa aplikasi di lapangan berbanding terbalik dari yang seharusnya dilakukan.
lihatlah negara2 maju seperti Amerika, Inggris, Finladia, Swedia, dll. mereka mengedepankan pendidikan jauh dari segala2nya sehingga mereka terus maju kedepan bukan mundur kebelakang karena ilmuan2 terus lahir dari generasi terdidik. Finlandia, salah satu negara di kawasan Eropa, memiliki sistem pendidikan yang sangat bagus bahkan menjadi rujukan bagi negara2 lain di dunia. di Finlandia pendidikan sangat merata di berbagai tempat, tidak ada pembeda antara kota dan desa, mutu dan kualitas sekolah terjamin dengan fasilitas yang mendukung, guru2 terbaik, dan proses belajar-mengajar yang terorganisir. wajar jika mereka meraih predikat negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.
anak2 di Indonesia memiliki kualitas pribadi yang luar biasa, tidak sedikit yang berhasil meraih penghargaan di luar negeri karena kemampuannya yang luar biasa. dan sayangnya tidak sedikit yang dengan mata terbuka dibiarkan berkarir di negara lain dengan posisi2 penting. bukankah mereka pintar karena negara memberikan ruang pendidikan? tapi kenapa dilepaskan begitu saja?.penemu2 dan ilmuan2 Indonesia lebih memilih berkarir di negara lain karena negara sendiri tidak dapat menampung mereka atau secara kasar tidak sanggup membayar gaji mereka. bukankah uang negara setiap tahunnya semakin meningkat, lantas kemana uang2 itu? apakah untuk mengurus hal2 yang tidak penting atau masuk ke rekening2 “ilmuan2 gadungan”?
semoga kedepan alur pendidikan bisa bergerak kedepan, dipimpin oleh generasi berilmu yang masih mengedepankan ilmu sebagai tujuan utama. semoga pendidikan2 di desa2 terpencil juga lebih diperhatikan sehingga generasi berilmu tidak hanya terbatas di kota2 yang semakin hari semakin “teracuni” arus modernisasi. semoga ilmuan2 penting lebih tergerak untuk mendidik calon ilmuan di desa2 terpencil.

Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/25/potret-pendidikan-desa-dan-kota-480561.html

Tidak ada komentar: