Selamat Datang di Blog Saya. Jangan lupa meninggalkan pesan dan komentar Anda

Senin, 19 November 2012

Potret "PENDIDIKAN" Indonesia


Potret “PENDIDIKAN” Indonesia

OPINI | 24 October 2012 | 15:08Dibaca: 54   Komentar: 0   Nihil

Sampai saat ini pendidikan di Indonesia masih saja berkutat pada hal yang itu-itu saja. Kondisi ini sungguh memprihatinkan, di mana pendidikan merupakan fondasi kompetensi suatu negara.
Berdasarkan dari hitungan matematis, perkembangan pendidikan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Data UNESCO mengenai hasil pemantauan pendidikan dunia dari 127 negara, Education Development Index (EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69, sementara Malaysia di peringkat ke-65, dan Brunei peringkat 34.
Jika ditilik, jauhnya posisi Indonesia dari peringkat single digit menjadi wajar adanya. Pemeringkatan itu seakan menjadi legitimasi dari potret pendidikan Indonesia yang sangat rendah. Dari sisi program, Indonesia sudah memiliki rancang design, yang disusun oleh para cendikia dalam rencana strategis.
Contoh nyata lainnya, Indonesia punya program Wajib Belajar 9 Tahun, program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), beasiswa Bidik Misi dan lainnya. Dari segi pembiayaan negara, sektor pendidikan sudah mendapat porsi besar, yakni 20% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jadi di atas kertas, semua tampak sempurna.
Namun fakta di balik kertas, masih jauh dari sempurna. Fakta sederhana, dapat dilihat di perempatan jalan. Dengan mudah dapat ditemukan anak usia sekolah yang mengamen, meminta-minta, atau aktivitas nonakademis lainnya. Berdasarkan data, angka putus sekolah di Indonesia, trendnya pun semakin meningkat.
Lantas apa yang menjadi belenggu dunia pendidikan ?
Faktornya memang sangat banyak. Di antaranya, pemenuhan gizi di Indonesia yang masih rendah, mutu tenaga pendidik yang masih perlu ditingkatkan. Dan faktor lainnya adalah kurangnya keseriusan untuk membangun atmosfer dunia pendidik yang kondusif di Tanah Air. Problem sistemik inilah menjadi sandungan terbesar.
Faktor lain yang perlu digaris bawahi, yakni, bahwa penyakit kronik korupsi turut mewarnai dunia pendidikan. Pertengan tahun ini, BPK mengemukakan adanya penyimpangan penggunaan anggaran di kementerian dan lembaga. Salah satunya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang duduk di posisi ketiga.
Bayangkan jika posisi Indeks Pembangunan Pendidikan Indonesia yang berada di posisi ketiga, pastilah semua anak bangsa bisa mengenyam pendidikan dengan layak.
Sumber:http://sosbud.kompasiana.com/2012/10/24/potret-pendidikan-indonesia-503832.html

Tidak ada komentar: